Bangli (Antara Bali) - Guru SD Negeri 4 Yang Api, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, menangis di rumah anggota DPRD setempat setelah dimutasi ke desa terpencil.
"Pak Wikarman (guru SD Negeri 4 Yang Api) menangis di rumah saya setelah dimutasi ke Trunyan. Kalau dihitung jarak dari rumahnya, memang tidak efisien," kata kata Wakil Ketua DPRD Bangli I Made Sudiasa, Jumat.
Trunyan merupakan desa terpencil di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Sudiasa meminta pihak Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga setempat mempertimbangkan masalah jarak dalam memutasi pegawai agar tidak menimbulkan dampak psikologis.
Ia khawatir seorang guru mengalami kelelahan dalam mengajar karena faktor jarak dari rumah ke tempat kerjanya.
Itu pun belum termasuk dampak secara ekonomi karena jarak antara rumah seorang guru dengan tempat dia bekerja membebani biaya transportasi.
Sementara itu, Kepala Disdikpora Bangli I Nyoman Sumantra berjanji segera menelusuri masalah yang timbul saat mutasi beberapa waktu lalu.
Pihaknya segera menindaklanjuti persoalan tersebut dengan melakukan penyelidikan, inventarisasi, dan menelaah masalah sebelum melapor kepada bupati setempat, Jumat (23/9) depan.
"Bupati Bangli saat ini sedang dinas ke luar daerah dan baru datang pada 26 September mendatang," katanya.*