Denpasar (Antara Bali) - Keterpaduan seni dan spiritual dalam kegiatan keagamaan umat Hindu di Bali yang diwarisi secara turun temurun sejak zaman premitif, dimaksudkan untuk kepentingan memuliakan kebesaran-Nya.
"Dulu para suci melaksanakan keterpaduan dua unsur itu untuk mencapai kebahagiaan abadi (moksa)," kata Pembantu Rektor (Purek) I Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Drs I Ketut Murdana MSi, di Denpasar, Minggu.
Praktisi dunia pendidikan itu menjelaskan perjalanan sejarah kesenian dari zaman premitif, klasik sampai sekarang, ritualitas agama Hindu di Pulau Dewata sangat sarat dengan aktivitas berkesenian.
Menyadari peran seni dan kekuatan spirit keagamaan yang sudah mengakar, semua pihak perlu merenungi dan bangkit kembali dalam upaya menyikapi kondisi bangsa yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini.
"Kita mesti kembali pada spirit yang telah digariskan dalam ayat-ayat suci dan kembali kepada kesadaran spiritual," ujar Ketut Murdana, seorang seniman lukis yang sukses menggelar pameran di dalam dan luar negeri.(**)