Semarang (Antaranews Bali) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan industri produk herbal, jamu, kosmetik, dan farmasi merupakan salah andalan penguatan ekonomi Indonesia.
"Pertumbuhan sektor ini dua kali dari sektor ekonomi rata-rata," katanya, saat meresmikan perluasan pabrik cairan obat dalam (COD) dan peluncuran produk kapsul PT Sido Muncul, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis.
Menurut dia, Sido Muncul merupakan satu dari sekian banyak industri yang diharapkan bisa memperkuat devisa dan perekonomian dengan menyasar pasar domestik sekaligus ekspor.
Sebagai produk berpasar domestik, substitusi impor, dan sebagian produknya juga diekspor, kata dia, Sido Muncul juga sudah menjadi perusahaan jamu yang transparan, terbuka, modern, dan tata kelolanya baik.
"Sido Muncul mempekerjakan lebih dari 4.000 karyawan dan kali ini dengan nilai investasi hampir Rp900 miliar. Selain itu, Sido Muncul juga sudah melantai di bursa," katanya.
Diakuinya, industri jamu memang menjadi prioritas dari era Industri 4.0, sebagai bagian dari sektor kimia, selain sektor automotif sehingga terus didorong menjadi industri unggulan.
Dengan pabrik baru COD yang menerapkan proses automasi dalam proses produksinya, mulai bahan baku hingga pengemasan tidak terdapat intervensi manusia, lanjut dia, Sido Muncul mampu menjawab tantangan era Industri 4.0.
"Pasar internasional juga sudah masuk, negara ASEAN, dan negara-negara maju juga sudah masuk juga. Ini jadi salah satu industri herbal yang mampu membuka ujung tombak pasar internasional," kata Airlangga.
Ditambahkannya, kalangan industri juga harus mampu memenuhi standar regulasi dan produknya sebagai kunci pertama agar bisa diterima oleh pasar, terutama pasar internasional yang menerapkan syarat ketat.
"Di sini, dalam kaitan herbal, kosmetik, dan farmasi harus bisa mengikuti persyaratan yang ditentukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang telah bekerja sama dengan badan serupa di berbagai negara," katanya.
Ketika produk yang dihasilkan industri sudah memenuhi persyaratan dan standardisasi, tegas Airlangga, secara automatis akan memudahkan dalam perizinan dan semakin mudah diterima oleh masyarakat.
Sementara itu, Direktur Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan perluasan pabrik COD tersebut seiring permintaan pasar yang besar dan berimbas pada kebutuhan ruang produksi yang semakin besar.
Perluasan pabrik COD tersebut, kata dia, juga untuk meminimalisasi kesalahan pada proses pembuatan pabrik jamu melalui teknologi canggih yang diterapkan sehingga bisa zero acccident.
"Yang pasti, kami akan memperluas pasar. Namun, sampai hari ini tidak pernah melakukan PHK (pemutusan hubungan kerja) meskipun pabrik COD ini jadi," kata Irwan. (WDY)
Menperin sebut industri jamu andalan ekonomi Indonesia
Jumat, 26 Oktober 2018 8:35 WIB