Denpasar (Antara Bali) - I Gusti Ngurah Ardana (57), dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI), Jumat, berhasil meraih gelar doktor bidang desain interior pada Program Studi Ilmu Kedokteran, Pascasarjana Universitas Udayana.
Ia dinyatakan lulus oleh tim penguji yang terdiri atas sembilan guru besar yang dipimpin Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof Dr dr AA Raka Sudewi SP.S dalam mempertahankan disertasi yang berjudul "Aplikasi Ergo-desain interior pembelajaran meningkatkan kinerja pada pembelajaran SMPN 3 Abiansemal, Kabupaten Badung".
Tim penguji beranggotakan sembilan orang guru besar dari Unud dan ISI Denpasar, selain Prof Dr dr AA Raka Sudewi SP.S juga Prof Dr Ida Bagus Adnyana Manuaba, Prof Dr dr N Adiputra, Prof Dr Drs I Made Sutajaya, Prof Dr dr J Alex Pangkahila, Prof dr Tigeh Suryadhi, Dr dr I Putu Gede Adiatmika, Prof Dr I Wayan Rai S dan Porf Dr Ketut Tirtayasa.
I Gusti Ngurah Ardana, pria kelahiran Tabanan yang mampu menyelesaikan program S-3 dalam waktu tiga tahun itu mengatakan, desain interior yang mampu menunjukkan estetika dalam berbagai aspek kehidupan selama ini belum banyak tersentuh.
Lewat penelitian dan pengkajian yang dilakukan di SMPN 3 Abiansemal, Kabupaten Badung, menyimpulkan aplikasi ergo-desain interior mampu meningkatkan kinerja para pelajar yang dilihat dari berkurangnya keluhan mata sekitar 44,76 persen dan keluhan muskuloskeletal 50,98 persen.
Selain itu juga berkurangnya kelelahan 52,80 persen, kebosanan hanya 14,17 persen dan kenyamanan meningkat 62,61 persen. Upaya itu dilakukan dengan merancang tempat duduk dan bangu yang aman dan nyaman bagi otot dan peredaran darah dalam tubuh serta sirkulasi udara dalam ruangan.
Kepada pengelola sekolah dan pengambil keputusan dalam bidang pendidikan diharapkan bisa menerapkan desain interior pembelajaran hasil penelitian sebagai pedoman dalam melakukan renovasi dan pembangunan gedung sekolah baru.
Hasil penelitian yang disumbangkan kepada pemerintah dan negara diharapkan mampu meningkatkan lulusan dari proses belajar mengajar, yang selama ini mutu lulusannya belum maksimal.
Demikian pula pakar dalam bidang pendidikan, kesehatan dan ergonomi bersedia melanjutkan untuk menyempurnakan hasil penelitian, sekaligus meningkatkan mutu pembelajaran. Penyempurnaan itu dilakukan pada veriabel lainnya.
Desain interior menjadi kewajiban untuk menambahkan prinsip ergonomi dalam setiap analisis desainnya guna menghasilkan rancang bangun yang artistik dan ergonomis, ujar I Gusti Ngurah Ardana.(*)