Denpasar (Antaranews Bali) - Bank Indonesia mengingatkan pelaku usaha di Bali untuk memanfaatkan peluang dari pesatnya perkembangan teknologi digital karena wirausaha daerah setempat masih akan dihadapkan sejumlah tantangan meski pertumbuhan ekonomi setempat menunjukkan perbaikan yang positif.
"Kondisi itu semakin menuntut kebutuhan akan produk yang berkualitas, kreatif, unik dan memiliki nilai tambah tinggi," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Sabtu.
Menurut Causa, tantangan itu tidak hanya dari internal tetapi juga dinamika ekonomi global yang melahirkan persaingan usaha semakin ketat. Persaingan itu, kata dia, menuntut pelaku usaha beradaptasi dengan transformasi era konvensional ke era digital sehingga dapat bertahan atau bahkan menjadi pemimpin di bidang usahanya.
Senada dengan Causa, pendiri wadah bisnis pariwisata dalam jaringan Triponyu.com, Augustinus Adhitya Pramono dalam Temu Responden BI Bali mengatakan konsumen di Indonesia saat ini memiliki pola belanja yang sudah berubah.
Mulai dari toko konvensional, kini sudah beralih berbelanja memanfaatkan sejumlah wadah belanja elektronik yang memberikan pelayanan cepat dan memudahkan konsumen.
Selain itu, lanjut dia, sebagian besar konsumen atau wisatawan kini lebih banyak mencari sektor usaha yang memberikan pengalaman berkaitan gaya hidup kekinian yang harus dipenuhi pelaku usaha.
"Distribusi konsumen saat ini lebih banyak melalui aplikasi youtube, facebook, instagram dan google itu luar biasa membantu mempercepat bisnis," kata pengusaha muda yang beberapa waktu lalu mendapat pengharagaan dari Badan PBB bidang pariwisata atau UNWTO itu.
Bank Indonesia optimistis pertumbuhan ekonomi di Bali pada triwulan ketiga tahun ini melonjak yang secara tahunan diperkirakan berada pada kisaran 5,9 hingga 6,3 persen. Optimisme itu mencermati pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua tahun ini mencapai 6,09 persen, lebih tinggi dibandingkan triwulan pertama mencapai 5,62 persen.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi Bali itu menunjukkan pemulihan yang berlangsung cepat setelah sebelumnya terjun hingga kisaran 4 persen pada penghujung tahun 2017 karena terdampak Gunung Agung erupsi.
Bank sentral itu mencatat membaiknya ekonomi di Bali seiring dengan kondisi Gunung Agung yang semakon kondusif sehingga mendorong peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara. Selain itu pengerjaan sejumlah proyek infrastruktur menyambut pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia juga turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Pulau Dewata. (ed)
BI Bali ingatkan wirausahawan manfaatkan teknologi digital
Sabtu, 8 September 2018 12:43 WIB