Denpasar (Antaranews Bali) - Dua mahasiswi Institut Seni Indonesia Denpasar meraih program beasiswa "ASEAN International Mobility for Students (AIMS) 2018" dan berhak mengikuti perkuliahan di University of Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia.
"Selama satu semester kedepan, mereka akan menjalani perkuliahan di Malaysia melalui sistem 'kredit transfer' antar-institusi," kata Kasubag Kerja Sama dan Humas ISI Denpasar Ni Komang Artini, SS di Denpasar, Selasa malam.
Dua mahasiswi ISI yang beprestasi itu yakni Ni Wayan Santiani Pradnya Paramita dari Prodi Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain, serta Cok Istri Ari Santhi Widnyani, dari Prodi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Seni Pertunjukan.
"Tahun ini, ISI Denpasar memang mendapatkan kuota dua orang, dengan negara tujuan Malaysia. Tahun-tahun sebelumnya pernah mendapat kuota hinga empat orang," ujar Artini.
Dua mahasiswi berprestasi tersebut mendapat program beasiswa dengan sistem "kredit transfer" dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Pendidikan Tinggi antarnegara se-ASEAN.
Sepanjang penyelenggaraan program tersebut, ISI Denpasar rutin mengirim peserta didiknya. "Karena kami kampus seni, maka negara yang menjadi tujuan AIMS disesuaikan oleh Dikti, yakni Malaysia dan Thailand," ujar Artini.
Proses seleksi mahasiswa program AIMS, menurut Artini, sangat ketat, dimulai dari seleksi di masing-masing fakultas. Minimal Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)-nya 3.00 dan harus bisa berbahasa Inggris. Program ini bisa diikuti maksimal mahasiswa semester 6.
"Peserta program AIMS dari ISI Denpasar tidak saja mengikuti perkuliahan, namun turut mempromosikan budaya Bali melalui pementasan kesenian, serta tentunya memperkenalkan almamaternya, ISI Denpasar," ucapnya.
Pengalaman yang mereka dapatkan di luar negeri, diharapkan mampu mewarnai atmosfer akademik di kampus. Artini menambahkan, untuk mahasiswa Program AIMS yang masuk ke ISI Denpasar sudah ada mahasiswa dari Filipina yang tertarik.
"Tentu kami dengan senang hati menerima kedatangan mahasiswa asing, asalkan prosesnya sesuai ketentuan lembaga dan Dikti. Kalau kami menerima mahasiswa asing dari AIMS, kami sarankan dapat 'ngekos' di daerah dekat kampus dan tidak tinggal di dormitory kampus," kata Artini.
Disela-sela menjelang keberangkatan ke Malaysia, Ni Wayan Santiani Pradnya Paramita, mahasiswi penerima AIMS 2018 mengaku bersyukur mampu menembus program tersebut.
"Kesempatan ini akan saya gunakan untuk mengasah kemampuan di bidang seni. Apalagi di Malaysia, saya akan bertemu dengan mahasiswa dari seluruh belahan dunia dengan latar belakang budaya berbeda," ujarnya didampingi Humas I Gede Eko Jaya Utama, SE, MM.
Santiani berjanji akan memperkenalkan kebudayaan Bali dan ISI Denpasar selama di Malaysia dan dia berharap kuota AIMS bertambah, sehingga negara tujuannya juga semakin luas meliputi seluruh negara di Asia.
Sementara itu Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum., berpesan agar peserta didiknya itu menjaga kesehatan, mengikuti perkuliahan dengan baik, menjaga tingkah laku karena mereka mewakili institusi ISI Denpasar.
"Gali ilmu sebanyak-banyaknya di sana, perkenalkan kebudayaan Bali dengan kemampuan kalian, dan saat kembali tularkan pengalaman di kampus ISI Denpasar," ucap Prof Arya.
ISI Denpasar, lanjut dia, telah terbiasa membangun jejaring dengan dunia internasional untuk mencapai visi menjadi Pusat Unggulan (Centre of Excellence) Seni Budaya Berbasis Kearifan Lokal Berwawasan Universal. Sejumlah mahasiswa belum lama ini juga telah dikirim ke Jepang mengisi undangan sebuah festival seni di sana. (ed)
Dua mahasiswi ISI Denpasar raih beasiswa AIMS ke Malaysia
Rabu, 29 Agustus 2018 5:34 WIB