Amlapura (Antara Bali) - Upacara "usabha daa" atau bayar kaul dengan naik kuda untuk menyiapkan mental para gadis setempat yang "menyambraya" atau berwarga dijadwalkan digelar di Pura Puseh Desa Sibetan, Kabupaten Karangasem, Bali pada Minggu (14/8).
"Pada upacara ini akan diikuti 530 krama daa atau gadis yang sudah menginjak umur 17 tahun," kata "Jro Bendesa" sebutan Kepala Adat Sibetan, I Wayan Subadra didampingi "Penyarikan" atau Sekretaris Kepala Adat, I Nyoman Mastiawan, Sabtu.
Upacara ini, kata Subadra merupakan upacara "naur soot" yaitu membayar kaul atau janji agar mereka selamat dalam menjalani hidup ini.
"Paling penting makna upacara tersebut adalah untuk menyiapkan mental para gadis sebelum terjun "menyamabraya" atau menjadi warga desa pekraman tersebut," katanya.
Pada saat upacara digelar, kata dia para daa atau gadis itu melaksanakan upacara "murwadaksina" atau berputar sebanyak tiga kali di Pura Puseh setempat dengan menggunakan kendaraan "jaran" atau kuda.
"Hingga kini sudah sekitar 50 orang "Daa" gadis yang mendaftar untuk menggunakan kuda dalam upacara itu, " jelasnya.
Adapun makna dari upacara "murwadaksina" pada prosesi Usabha Daa di Pura Puseh itu adalah sebagai komitmen satya bakti atau setia bakti kepada Hyang Widhi atau Tuhan.
"Upacara ini sebagai tanda kedisiplinan memasuki masa ngayah atau berbuat kepada masyarakat yang penuh akil dengan tantangan," jelasnya.
Upacara itu merupakan salah satu rangkaian dari pada Upacara "Usabha Dangsil" yang jatuh pada hari Rabu (24/8) mendatang.
"Upacara ini tergolong unik karena dilaksanakan setiap 21 tahun sekali," ujarnya.
Tradisi itu dilakukan, kata Subadra merupakan peninggalan sejarah dari keberadaan desa tua Sibetan sebagai salah satu situs bekas masa kerajaan masa lalu.
"Tercatat pada abad ke 11 Masehi, kerajaan Sibetan yang di pimpin oleh I Gusti Ngurah Mantu mengalahkan kerajaan Karangasem, kemenangan itu sampai saat ini menyisakan keunikan adat budaya seperti upacara Usaba Daa dan Usaba Dangsil," katanya.
Sebelum upacara ngusaba daa dilaksanakan, dilakukan rangkaian upacara Usabha Penyebel di Pura Penyebel Desa Sibetan.
Pada upacara itu ditandai pelaksanaan upacara "Megat Sot" atau bayar kaul bagi pengantin yang sudah kawin sejak tahun 1990.
"Pada upacara ini sebanyak 2.500 pasangan pengantin mengikuti upacara yang dipuput atau dipimpin Ida Pedanda Gede Kemenuh dari Geria Timbul Sibetan," katanya.
Makna dari upacara ini, kata dia untuk memohon keselamatan setelah mengarungi rumah tangga.(*)