Denpasar (Antaranews Bali) - Mahasiswa Jurusan Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain (FRSD) Institut Seni Indonesia Denpasar mengadakan studi ekskursi ke Universitas Kristen Petra Surabaya, untuk saling berbagi proses belajar-mengajar di masing-masing kampus.
"Selain itu, studi ekskursi ini juga merupakan syarat bagi para mahasiswa ISI Denpasar untuk mengambil tugas akhir yang telah termuat dalam satuan kredit kegiatan mahasiswa," kata Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Dr AA Gede Bagus Udayana SSn, MSi, di Denpasar, Jumat.
Studi ekskursi ke Universitas Petra Surabaya yang berlangsung selama lima hari itu diikuti oleh 35 mahasiswa Jurusan Desain Interior dengan didampingi dua dosen pembimbing.
Dipilihnya Universitas Petra sebagai tempat "studi banding" tersebut karena selain memiliki jurusan yang sama, yaitu Desain Interior, juga sama-sama memiliki akreditasi A, seperti halnya Jurusan Desain Interior ISI Denpasar yang telah "mengantongi" akreditasi A.
"Ya kalau bisa memang mencari universitas yang akreditasinya A atau unggul, supaya kami pun bisa mencari kiat-kiat untuk mempertahankan nilai akreditasi tetap A," ucap Bagus Udayana didampingi Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama.
Dalam studi ekskursi tersebut, para mahasiswa dan dosen dapat saling berdiskusi dan sharing (berbagi) mengenai proses belajar-mengajar di kampus masing-masing, sehingga bisa diketahui kelebihan dan kekurangannya agar dapat diarahkan untuk kemajuan kampus.
"Kegiatan ini kami pandang sangat penting, di samping para mahasiswa juga akan mengunjungi sejumlah museum dan perusahaan keramik di Surabaya," ucapnya.
Menurut Bagus Udayana, studi ekskursi mahasiswa ISI Denpasar dilakukan hampir setiap tahun dengan mengunjungi sejumlah kampus ternama di Nusantara seperti ke ISI Yogyakarta, ITB Bandung, dan sejumlah kampus di Jakarta.
"Kampus tujuan ekskursi itu berbeda-beda, disesuaikan dengan jurusannya. Jurusan Seni Rupa murni biasanya ke Yogya, Jurusan Kriya beda lagi, dan Fotografi lain juga. Pada intinya, akan mencari yang terbaik dari kampus di luar Bali, untuk ditinjau, dilihat dan diperbandingkan sehingga kelebihan-kelebihannya bisa diserap dan diterapkan di ISI Denpasar," ujar akademisi yang juga mantan wartawan itu.
Di sisi lain, pihaknya juga terus melakukan terobosan agar semakin dekat dengan masyarakat seperti halnya sudah bekerja sama dengan Plaza Renon, Denpasar dengan menggelar pameran dan praktik, baik itu fotografi, fashion, film dan kriya karena di sana ada sarana pendukungnya.
"Pameran tugas akhir FSRD ISI Denpasar beberapa waktu lalu sukses luar biasa, jadi masyarakat bisa lebih leluasa melihat karya-karya mahasiswa dan efeknya pun luar bisa. Buktinya pendaftaran ke Kampus ISI meningkat signifikan," ucap Bagus Udayana.