Denpasar (Antaranews Bali) - Asosiasi General Manager Hotel (IHGMA) Bali mencatat tingkat hunian hotel di beberapa kawasan wisata di daerah setempat melonjak rata-rata kisaran 80 hingga 90 persen selama periode libur panjang Lebaran.
"Jumlah itu melonjak dibandingkan hari biasa yang rata-rata mencapai 55 hingga 65 persen," kata Ketua IHGMA Bali Nyoman Astama di Denpasar, Senin.
Sebagian besar turis domestik yang menginap, kata dia, berasal dari kota-kota di Pulau Jawa di antaranya Jakarta dan Surabaya.
Tidak ketinggalan wisatawan mancanegara seperti dari Australia, China dan India yang juga banyak berdatangan di Pulau Dewata.
Senada dengan Astama, Kepala Hubungan Masyarakat dan Pemasaran Hotel Harris Kuta Janner Napitu menyebutkan okupansi selama libur panjang Lebaran bahkan hampir penuh yakni mencapai 95 persen.
"Musim libur Lebaran ini merupakan `high season` (agak ramai)," katanya.
Janner mengatakan meski harga kamar mengalami kenaikan berkisar 30-40 persen saat musim "high season" ini namun hunian tetap tinggi karena momentum libur panjang Lebaran.
Untuk itu pihaknya tidak menawarkan promo atau harga khusus di saat musim ramai pelancong tersebut.
Sebagian besar tamu yang menginap, lanjut Janner, merupakan wisatawan domestik dari Jakarta, Surabaya serta dari NTB dan NTT.
Sementara itu General Manager Hotel Griya Santrian Sanur Ida Bagus Sidharta Putra mengatakan tingkat hunian di hotel yang berlokasi di sekitar Pantai Sanur itu tidak terlalu signifikan karena segmentasi pasar di akomodasi itu dalah wisatawan dari negara-negara di kawasan Eropa dan Australia.
Namun Sidharta yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Denpasar itu menambahkan untuk hotel di kawasan Kota Denpasar atau "City Hotel" tingkat hunian berkisar 75 persen selama libur panjang Lebaran. (WDY)