Denpasar (Antaranews Bali) - Ekspor kerajinan perak Bali menghasilkan devisa sebesar 7,28 juta dolar AS dari pengapalan hasil kerajinan berbahan baku perak selama triwulan I-2018, atau meningkat 731.254 dolar AS atau 11,16 persen dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya tercatat 6,55 juta dolar AS.
"Perolehan devisa tersebut atas pengiriman 1,39 juta pcs hasil kerajinan perak hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali, meningkat 29.155 psc atau 2,13 persen dari triwulan yang sama tahun sebelumnya tercatat 1,36 juta psc," kata Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Anak Agung Ngurah Bagawinata di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, hasil industri kecil dan kerajinan rumah tangga yang sebagian besar digeluti perajin Desa Celuk, Kabupaten Gianyar itu memberikan kontribusi sebesar 3,89 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 197,37 juta dolar AS selama triwulan I-2018. Perolehan total ekspor Bali tersebut meningkat 24,27 juta dolar AS atau 14,88 persen dibanding triwulan I-2017 yang tercatat 163,100 juta dolar AS.
Agung Bagawinata menjelaskan, kerajinan perak merupakan salah satu dari 17 jenis hasil kerajinan skala rumah tangga yang berhasil menembus pasaran luar negeri, disamping kerajinan berbahan baku kayu, keramik, kerang, kulit, lilin, rotan dan kerajinan tulang.
Pengapalan aneka jenis perhiasan itu paling banyak diserap pasaran Singapura yakni mencapai 35,31 persen, menyusul Amerika Serikat 26,91 persen, Hong Kong 11,03 persen, Jerman 4,74 persen, China 1,49 persen, Australia 0,99 persen, Perancis 0,96 persen, Spanyol 0,54 persen dan Belanda 2,45 persen.
Sedangkan sisanya 15,03 persen diserap berbagai negara lainnya di belahan dunia karena kerajinan perhiasan umumnya untuk wanita berupa kalung, cincin dan aneka jenis perhiasan lainnya sangat diminati konsumen luar negeri dengan harga yang terjangkau.
Agung Bagawinata menambahkan, perajin perak di Bali, khususnya di sentra pengembangan kerajinan perak di Desa Celuk, Kabupaten Gianyar umumnya telah menjalin kerja sama dengan mitra usaha di di luar negeri, khususnya Amerika Serikat, Singapura, Australia dan Hong Kong yang memesan jenis matadangan tersebut secara berkesinambungan.
Di Desa Celuk, Kabupaten Gianyar sedikitnya terdapat 497 perajin perak dan emas yang setiap hari melakukan aktivitas, baik untuk memenuhi pesanan mitra kerjanya maupun untuk persediaan matadangan yang bernilai ekonomis tersebut.
Kementerian Perindustrian memberikan proyek hibah kepada Pemkab Gianyar senilai Rp5,2 miliar tahun 2018, berupa pembangunan sentra kerajinan sebagai upaya mengembalikan citra Desa Celuk sebagai sentra kerajinan perak.
Sentra IKM tersebut juga nantinya akan digunakan sebagai pusat pelestarian dan peningkatan keterampilan perajin perak di Desa Celuk dan sekitarnya yang dikelola oleh Pemkab Gianyar.
Pj Bupati Gianyar, I Ketut Rochineng bersama Sekda setempat I Made Gede Wisnu Wijaya baru-baru ini sempat meninjau lokasi pembangunan sentra industri kecil menengah (IKM) tersebut. (WDY)