Denpasar (Antara Bali) - Nilai ekspor kerajinan perak dari Provinsi Bali anjlok 10,20 persen dari 8,71 juta dolar AS pada Januari-Mei 2013 menjadi 7,82 juta dolar AS pada periode yang sama tahun 2014.
Namun Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali mencatat realisasi ekspor perdagangan luar negeri, Sabtu, khusus untuk volume matadangan berbahan baku perak meningkat mencapai 210,17 persen.
Ekspor aneka ragam perhiasan dari bahan baku perak selama lima bulan pertama 2014 mencapai 6,21 juta unit, meningkat signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 2,004 juta unit.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar menjelaskan bahwa pasaran Singapura menyerap paling banyak kerajinan perak yakni sebesar 22,96 persen dan Hong Kong 14,28 persen.
Selain itu juga diserap oleh pasaran Amerika Serikat 8,86 persen, Australia 2,33 persen, Jepang 0,50 persen, Thailan 6,45 persen,, Prancis 0,27 persen, Jerman 2,31 persen dan Belanda 5,05 persen.
Sisanya 36,43 persen diserap oleh sejumlah negara lainnya di belahan dunia, karena aneka jenis perhiasan hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali mampu bersaing di pasaran luar negeri.
Ni Wayan Suma, seorang pengusaha kerajinan perak di Celuk, Sukawati Kabupaten Gianyar menjelaskan, realisasi ekspor perhiasan dari bahan baku perak yang dipadukan dengan emas dilengkapi dengan permata bertuah terbanyak dikirim kepada konsumen di Singapura dan Hong Kong.
Kedua negara yang menjadi pusat periwisata internasional itu tentu banyak mendatangkkan pelancong sehingga memerlukan matadagangan tersebut sebagai cendramata.
Pengusaha negara tetangga itu paling banyak membeli aneka barang perhiasan berbahan baku perak dan emas buatan pengrajin Bali, untuk dijual kembali kepada wisatawan mancanegara yang singgah di negeri itu.
Pengusaha dari kedua negara itu paling gencar memesan barang perhiasan berupa gelang, giwang, kalung, bros yang bercirikan khas Bali, untuk turis yang belum sempat singgah ke Pulau Dewata, tetapi ingin barang seni tersebut.
Ni Wayan Suma menambahkan, masyarakat iinternasional berminat membeli perhhiasan asal Bali, karena pengrajin setempat kreatif mengembangkan rancang bangun (desain) sesuai perkembangan zaman yang dipadukan dengan muatan lokal sehingga kelihatan unik dan antik.
Unit usaha industri kecil berbahan baku perak sebagian besar ditekuni masyarakat Desa Celuk, Kabupaten Gianyar yang mampu memberikan kontribusi sebesar 3,64 persen dari total ekspor Bali sebesar 215,04 juta dolar AS selama lima bulan pertama 2014.
Perajin yang berderet di sepanjang jalan menuju kawasan Bali timur itu memproduksi berbagai jenis cindera mata berbahan baku perak dalam berbagai jenis rancang bangun yang unik dan menarik.
Hasil produksi sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali itu berupa aneka jenis perhiasan untuk wanita dari semua umur, berupa cincin, kalung, dan beragam perhiasan lainnya. (WDY)