Denpasar (Antaranews Bali) - I Nengah Wiratha, mantan senator Provinsi Bali periode 2009-2014, kembali mengikuti pemilihan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) 2019.
"Saat saya maju yang pertama, sudah jelas perjuangan saya terkait lembaga perkreditan desa (LPD). Hal yang masih menunggak itu soal `visa on arrival` (VoA)," kata Wiratha disela-sela menyerahkan syarat dukungan pencalonan anggota DPD ke KPU Bali di Denpasar, Rabu.
Menurut mantan anggota DPD RI periode 2009-2014 itu, perolehan dari visa kunjungan kedatangan wisatawan (VoA) harus bisa diperoleh Bali, karena dari pendapatan tersebut dapat digunakan kembali untuk membangun kepariwisataan daerah setempat.
"Pembangunan infrastruktur dan sebagainya itu butuh penganggaran dan itu bisa diperoleh dari pariwisata (VoA). Di samping saya nantinya bertekad untuk memperjuangkan pemberdayaan generasi muda," ucapnya yang juga Ketua Bappilu Partai Hanura Bali itu.
Agar berhasil merebut satu dari empat tiket ke DPD RI, Wiratha mengaku telah mendapat dukungan dari berbagai komponen masyarakat, termasuk dari kader parpol di luar Hanura, seperti dari kader Golkar maupun PDI Perjuangan.
"Saya juga mempertahankan konstituen sebelumnya, di samping kini mendapat dukungan dari kaum generasi milenial," ujar pria asal Kerobokan, Kabupaten Badung itu.
Terkait sejumlah tokoh ternama yang akan menjadi pesaingnya berebut kursi DPD di Senayan itu, seperti Gubernur Bali Made Mangku Pastika, mantan Bupati Badung AA Gede Agung, Wiratha malah senang.
"Tokoh-tokoh Bali yang sangat luar biasa itu yang kami harapkan. Tokoh-tokoh Bali tampil untuk kepentingan Bali. Dalam hidup ini memang harus digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan Bali, untuk kepentingan kita semua, khususnya warga Bali," ucapnya.
Wiratha saat penyerahan syarat dukungan untuk menjadi bakal calon DPD tersebut didampingi sejumlah simpatisan lintas partai, tim penghubung, dan operator.(WDY)