Denpasar (Antaranews Bali) - Sedikitnya 200 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Karang Turi, Kota Semarang melakukan program wisata pendidikan ke Pulau Nusa Penida, Bali, guna mengenal lebih dekat tentang keindahan terumbu karang.
Koordinator wisata pendidikan siswa SMA Karang Turi sekaligus guru fisika, Daryono kepada Antara Bali, Jumat, mengatakan pihaknya tertarik dengan wisata pendidikan tersebut. Oleh karena itu, sekolahnya memutuskan mengambil lokasi di Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali.
"Saya sangat senang bisa mengajak anak didiknya mengenal cara merestorasi terumbu karang di Bali. Ini bagian program kegiatan akhir tahun SMA Karang Turi Semarang. Kegiatan tersebut digelar selepas mereka mengikuti ujian nasional (UN), kami programkan untuk berwisata," ujarnya.
Kegiatan yang didukung Quicksilver itu, kata Daryono, ajang tersebut dikemas dalam kegiatan wisata pendidikan dengan memberikan edukasi.
"Jadi selain berwisata, kami membekali para siswa-siswi untuk peduli dengan lingkungan, sehingga ke depannya diharapkan mampu memberi sosialisasi kepada masyarakat terkait lingkungan tersebut," ucapnya.
Dikatakan, pelestarian lingkungan alam laut di Pulau Bali sangat cocok dikembangkan, karena bentang lautnya sangat indah, dan biota lautnya juga beraneka ragam.
"Selain berwisata, Pulau Bali banyak memiliki destinasi yang bagus untuk kepentingan pendidikan. Kami selaku guru sangat menarik, tidak saja berwisata, tapi ada ilmu yang didapatkan anak-anak selepas mereka berwisata," ucapnya.
Daryono menambahkan, selain alam menjadi sumber kehidupan, penting juga menjaga pelestariannya. Jadi terumbu karang (baby coral), tidak diambil di alam, tapi diambil dari side terumbu karang di marine observasi, selanjutnya dikembangkan.
"Kami kembangkan sendiri. Kami lakukan mulai mentranplantasi terumbu karang, yaitu teknik mengambil patahan karang, kemudian kami tempelkan menggunakan perekat, tujuannya membuat rumah baru terumbu karang, selanjutnya apabila sudah tumbuh baru kami tanam di laut," ucapnya.
Ada dua spesies karang yang digunakan, yaitu spesies bercabang atau jenis acrofora, dan jenis terumbu karang yang membatu maupun jenis mengkerak.
Sementara itu, Bagus Prakoso selaku Marine observasi Quicksilver mengatakan, program wisata pendidikan ini sudah berjalan dua tahun.
"Ini merupakan kegiatan konservasi, tujuannya mengenalkan ekosistem terumbu karang, agar siswa bisa tahu dan mengerti. Dengan cara program edukasi konservasi tersebut siswa ikut memberi andil ke depannya. Merestorasi terumbu karang merupakan program rutin kami, dan sudah berjalan tahun kedua," ujarnya. (WDY)