Denpasar (Antaranews Bali) - Otoritas Jasa Keuangan mengingatkan perbankan di Provinsi Bali untuk menekan angka kredit bermasalah (NPL) karena hingga Februari 2018 mencapai 4,13 persen atau naik dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 3,02 persen.
"Kami ingatkan perbankan untuk mewaspadai risiko kenaikan NPL dan membuat terobosan dalam menurunkan kredit bermasalah," kata Kepala OJK Regional Bali dan Nusa Tenggara Hizbullah di Denpasar, Senin.
Ia menjelaskan komposisi kredit bermasalah itu, yakni untuk NPL bank umum mencapai 3,58 persen dan BPR 7,86 persen jika dibandingkan dengan periode sama pada tahun 2017.
Menurut Hizbullah, kenaikan NPL tersebut merupakan imbas dari erupsi Gunung Agung yang memengaruhi ekonomi awal tahun ini.
Dampak erupsi gunung api pada triwulan keempat 2017 itu imbasnya pada hampir seluruh sektor usaha di Bali mengingat sektor pariwisata yang paling terdampak diikuti sektor turunannya.
Peningkatan tersebut terjadi karena awal tahun dan diharapkan akan membaik pada pertengahan tahun karena ekonomi Bali diperkirakan tumbuh positif.
Begitu pula dengan kondisi Gunung Agung yang membaik sehingga diharapkan memulihkan perekonomian Bali termasuk kinerja perbankan.
Terkait dengan kinerja perbankan hingga Februari 2018, OJK mencatat dana pihak ketiga perbankan di Bali mencapai Rp96,3 triliun atau tumbuh 8,5 persen.
Selain itu, realisasi kredit tumbuh hampir 6 persen mencapai Rp82,4 triliun dengan rata-rata rasio simpanan terhadap kredit mencapai 85,5 persen. (*)
OJK ingatkan bank tekan kredit bermasalah
Senin, 16 April 2018 12:53 WIB