Denpasar (Antara Bali) - Manfaat penerapan ergonomi yang merupakan gabungan ilmu, teknologi, dan seni akan mampu menyelesaikan suatu pekerjaan lebih cepat dengan risiko yang relatif kecil, dibanding tidak menggunakan sistem tersebut.
"Demikian pula kelelahan dan rasa sakit dari melaksanakan suatu pekerjaan itu berkurang atau hampir tidak ada," kata Prof Dr I Nyoman Artayasa M Kes dalam orasi ilmiahnya sebagai guru besar tetap pertama pada Program Studi Desain Interior Jurusan Desain Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (FSRD ISI) Denpasar, Kamis.
Pada acara yang bersamaan dengan acara dies natalis VIII dan wisuda sarjana IX lembaga pendidikan tinggi seni itu, Prof Artayasa itu menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Konsep, estetika dan teknis dalam bingkai ergonomi total pada desain interior".
Ia mengatakan, penerapan ergonomi juga sebagai manajemen, berkat keberhasilannya yang diterapkan sejak perencanaan.
Ergonomi menunjukkan bagaimana memilih serta mengalihkan teknologi kemudian menyusun organisasi kerja yang tepat, namun mampu meningkatkan hubungan dan kepuasan kerja, katanya.
Selain itu mempunyai tujuan berorientasi pada terpenuhinya keinginan atau kebutuhan para pelanggan, disamping mampu meningkatkan kualitas hidup manusia dalam suatu sistem aktivitas.
Faktor manusia dalam seluruh sistem aktivitas itu, dari hulu sampai hilir harus diberdayakan, sehingga mampu memberikan kinerja yang maksimal.
Prof Artayasa menambahkan, dalam menerapkan sistem ergonomi tersebut perlu pendekatan yang menekankan masalah dari segala lini kehidupan (holistik) dan berkesinambungan.
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah ergonomi total yang meliputi analisis teknologi tepat guna (TTG) yang dapat diartikan sebagai hasil budi daya manusia yang tepat dan berguna dari segala aspek kehidupan.
Aspek kehidupan itu terdiri atas enam kriteria antara lain meliputi teknis, ekonomis, ergonomis serta sosial budaya yang dapat dipertanggungjawabkan.(*)