Solo (Antaranews Bali) - Kementerian Perindustrian berhasil membukukan transaksi peserta e-Smart Industri Kecil dan Menengah (IKM) 2017 senilai Rp168.428.295, tergolong kecil bila mempertimbangkan jumlah peserta program e-Smart IKM 2017 yang mencapai lebih dari 1.700.
"Kecil banget, karena ternyata dari 1.700 enggak semuanya yang jualan. Banyak produk-produk mereka yang enggak laku, ini yang akan kita evaluasi," kata Gati di sela FGD Implementasi Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) untuk IKM di Solo, Kamis.
Selain mengevaluasi, Kementerian Perindustrian juga akan menambah jumlah lokakarya untuk IKM agar bisa semakin berkembang.
Kementerian Perindustrian menargetkan ada 4.270 IKM untuk mengikuti workshop e-smart IKM tahun ini.
E-smart IKM bertujuan meningkatkan akses pasar IKM melalui pemasaran internet, meningkatkan kemampuan IKM dalam akses bahan baku, teknologi dan modal, serta memberikan panduan bagi pengambil kebijakan di dalam fungsi program pembinaan IKM yang lebih terintegrasi dan tepat sasaran.
Ada sembilan komoditas unggulan yang dikembangkan pemasarannya melalui pasar dalam jaringan, yaitu kosmetik, fashion, makanan, minuman, kerajinan, perhiasan, mebel, herbal dan produk logam.
Dirjen IKM Kementerian Perindustrian menggandeng lima market place, yakni Belanja, Bukalapak, Tokopedia, Blibli, dan Shopee untuk melaksanakan Program e-Smart IKM guna menjembatani IKM masuk ke pasar dalam jaringan. (WDY)
Nilai transaksi IKM di pasar daring masih kecil
Kamis, 8 Februari 2018 12:58 WIB