Jakarta (Antaranews Bali) - Industri Kecil Menengah (IKM) didorong untuk mengembangkan produktivitas kopi khusus guna meningkatkan daya saing di dalam industri pengolahan kopi global.
"Hal-hal inilah yang menjadi kekuatan yang perlu dimanfaatkan bagi para pelaku IKM untuk terus meningkatkan produktivitas dan daya saing mereka dalam industri pengolahan kopi," kata Direktur Jenderal IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih pada keterangan pers yang diterima di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, pengembangan kopi khusus tersebut juga dapat dilakukan oleh pelaku IKM, asalkan mampu menjaga kualitas bahan baku dan proses pengolahannya.
Dalam rangka memperingati Hari Kopi Internasional yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan pada 15-17 Oktober 2018, Kemenperin ikut berpartisipasi dengan menggelar Seminar Kopi Indonesia.
"Kami memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat luas tentang keunggulan kopi Indonesia dan daya saing industrinya," ujarnya.
Selain seminar, Kemenperin juga memfasilitasi keikutsertaan IKM pengolahan kopi pada Pameran Hari Kopi Internasional. Empat IKM kopi tersebut berasal dari Kabupaten Gowa dan Kota Makassar.
"Kami memfasilitasi melalui 'open booth' yang dilengkapi dengan 'coffee bar corner' termasuk peralatan dan barista untuk penyajian kopi, serta ruang untuk menikmati kopi bagi para pengunjung," ungkapnya.
Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia merupakan lokasi yang cocok untuk budi daya kopi. Karenanya, pembudidayaan dan pengelolaan kopi khusus Indonesia merupakan langkah strategis yang harus terus dikembangkan.
"Saat ini, Indonesia sudah banyak memiliki jenis kopi khusus yang tidak ada di negara lain," papar Gati.
Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kemenperin Abdul Rochim menyampaikan, pada tahun 2017, produksi kopi di Indonesia mencapai 637,5 ribu ton.
Jumlah tersebut membuktikan bahwa stok kopi dalam negeri diperkirakan masih mengalami surplus hingga tahun 2020, sehingga bahan baku industri kopi masih cukup terjamin.
Karena itu perlu dilakukan upaya optimalisasi pada sektor industri pengolahan dan pengembangan pasar kopi olahan. Di kancah global, ekspor produk kopi olahan nasional terus meningkat setiap tahunnya.
Pada 2017, ekspornya mencapai 467.790 ton atau senilai 1,19 miliar dolar AS dengan negara tujuan utamanya antara lain Amerika Serikat, Jerman, Italia, Jepang, dan Malaysia. (WDY)