Jakarta (Antaranews Bali) - Seorang idola K-pop jatuh hati pada gadis asal Indonesia dan rela memperjuangkan pujaan hatinya itu. Bagaimana jika hal ini benar-benar terjadi di dunia?
Kay (Cheondung atau Thunder), adalah seorang penyanyi asal negeri ginseng yang punya banyak penggemar. Suatu waktu, dia harus mendapatkan kenyataan soal kepergian sang ibunda. Dia menyalahkan ayahnya atas kejadian ini.
Tak lama berselang, dia bermaksud menyelesaikan produksi video musik terbarunya dan Bali menjadi lokasi produksinya. Bersama manajer (Kim Sa-kwon) dan asistennya, mereka menuju Bali.
Ternyata, kabar kedatangan Kay dan tim sudah jauh-jauh hari sampai ke telinga Indra (Reza Aditya) seorang paparazi. Karena tak paham seluk beluk Bali, Indra lantas meminta bantuan temannya, Putri (Caitlin Halderman).
Putri adalah gadis blasteran yang sudah lama tinggal di Bali. Putri mengiyakan permintaan Indra karena tahu akan mendapat bayaran.
Kay dan tim akhirnya tiba di Bali. Sebelum produksi video musik dimulai, dia "lari" sejenak dan takdir mempertemukannya dengan Putri. Kala itu, Kay karena suatu hal berhasil memiliki skuter oranye dari seorang penjual barang antik di Bali.
Ada makna khusus si skuter bagi Kay, hingga dia rela menukarnya dengan satu barang berharganya.
Dia tak menyangka, karena skuter itulah dia bertemu Putri dan kisah romansa idola K-pop dan gadis Bali pun dimulai. Kehadiran Mira (Sonia Alyssa) menambah semarak kisah keduanya.
Pertemuan Kay dan Putri menguak suatu kisah yang baru mereka tahu di penghujung hari. Ada apa sebenarnya di antara mereka?
Romansa beda negara dan budaya
Sutradara Ody C. Harahap mengangkat tema besar soal cinta yang menembus negara dan bangsa dalam film ini. Dua insan harus menerima situasi mereka yang berbeda dan ada sesuatu yang membantu menyatukan mereka.
Selain pemilihan pemeran karakter yang jelas-jelas berbeda secara fisik, bahasa ibu masing-masing karakter masih Ody dan tim pertahankan.
Kay dan tim menggunakan bahasa Korea kala saling berbincang. Putri dan rekan-rekannya memakai bahasa Indonesia dengan logat Bali. Bahasa Inggris menjadi penyatu percakapan Kay dan Putri, lalu tim Kay dan orang lokal.
Tak banyak unsur budaya yang hadir dalam "Forever Holiday in Bali" ini, hanya bahasa dan sedikit tradisi masyarakat Bali, adegan ritual keagamaan mengusir energi jahat. Itu pun bukan inti upacaranya.
Pusat perhatian memang berada di tokoh Kay dan Putri serta kisah cinta mereka. Para penggemar Thunder atau yang memiliki nama asli Park Sang-hyun dan Cailin siap-siap gigit jari, karena ada suguhan adegan kisseu di sana. Adegan yang hampir identik dengan drama romantis Korea.
Thunder, dalam konferensi pers di Jakarta belum lama ini mengaku perlu melakukan beberapa adegan menempelkan bibir untuk hasil adegan yang bagus. �
Bak drama atau film bertema romansa pada umumnya, penonton mungkin sudah bisa menebak bagaimana akhir ceritanya, baik itu happy atau sad ending. Apalagi konflik yang dihadirkan dalam film tak terlalu membuat kening berkerut. Sungguh sederhana.
Bagi mereka yang tak terlalu suka kisah romansa, cukup memandangi Thunder sepanjang film relatif sudah bisa membuat tersenyum. Sembari menilai apakah sang penyanyi memang mumpuni dalam seni peran.
"Forever Holiday in Bali" yang diproduseri Kennt Kim dari Sonamu Cine House tayang hari ini di bioskop tanah air.
Rencananya, film ini juga akan tayang di beberapa negara lainnya termasuk Korea Selatan, Filipina dan Malaysia. (WDY)