Semarapura (Antaranews Bali) - Bupati Klungkung, Bali, I Nyoman Suwirta, secara resmi telah menutup tempat pembuangan akhir (TPA) Sente di Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung di pengujung tahun 2017, dengan sistem TOSS (Tempat Olah Sampah Sementara), sehingga sampah langsung diolah menjadi briket, pelet, dan sebagainya,
"Itu karena lokasi tersebut (TPA) mengalami kelebihan kapasitas sampah dan diganti dengan TOSS. Di TPA tersebut selanjutnya mulai dirintis pengembangan program pengolahan sampah revolusioner yakni TOSS yang bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Teknik (STT) PLN Jakarta," kata Bupati Suwirta di Semarapura, Senin.
Ia mengatakan, sebanyak 60 pekerja di TPA Sante di Desa Piket tetap bekerja, namun kini mulai dilatih untuk melakukan proses pengolahan sampah TOSS.
Seluruh sampah yang menumpuk di TPA Sente akan diolah secara langsung melalui proses peuyeumisasi, briketisasi, peletisasi, dan gasifikasi, dengan menggunakan "bio activator".
Dengan sistem tersebut dalam waktu tiga hari bau sampah akan hilang, dan kurun dalam waktu sepuluh hari volume sampah akan berkurang. Kemudian sampah yang telah olah tersebut dibentuk menjadi briket dan pelet yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk proses memasak dan energi listrik.
Bupati Suwirta optimistis bahwa Program TOSS Gema Santi merupakan solusi untuk penanganan masalah sampah di wilayah Kabupaten Klungkung, termasuk Nusa Penida, sebuah pulau yang terpisah dengan daratan Bali yang belakangan berkembang sebagai kawasan wisata yang mampu menarik kunjungan wisatawan mancanegara.
Dengan sistem baru tersebut seluruh desa dan kelurahan dapat mengolah sampah menjadi briket dan pelet yang bernilai ekonomis, sekaligus mewujudkan kebersihan lingkungan yang nyaman.
Bupati Suwirta mengharapkan program TOSS dapat diterima masyarakat karena karena mampu menghasilkan sumber ekonomi alternatif dan ke depan masing-masing desa bisa mengolah sampah menjadi pelet yang nantinya dapat dijual kepada Indonesia Power.
"Dengan program itu saya yakin Klungkung bisa bebas dari masalah sampah, ke depan akan ada mesin pengolahan sampah dengan kapasitas lebih besar serta bangunan di TPA Sente diperluas," ujar Bupati Suwirta.
Sementara itu General Manager Indonesia Power IGAN Subawa Putra memberikan apresiasi terhadap program baru yang diterapkan Pemkab Klungkung.
Kabupaten Klungkung lewat program tersebut akan mampu menghasilkan listrik kerakyatan. Untuk melakukan ujicoba listrik dengan briket dari sampah dibutuhkan 30 ton sampah. Jika uji coba ini berhasil maka kebutuhan briket dari sampah untuk menjadi listrik akan sangat besar.
IGAN Subawa Putra yakin permasalahan sampah di Klungkung akan bisa teratasi melalui program TOSS Gema Santi.
Dalam kegiatan tersebut juga diisi dengan demo pengolahan sampah dari peuyeumisasi hingga menjadi briket bahan bakar.
kemudian dilanjutkan dengan demo memasak telor dan mie oleh Ny. Ayu Suwirta menggunakan bahan bakar briket sampah. "Tidak ada aroma dari sampah akibat dari pembakaran, yang ada hanya aroma makanan yang telah matang," ujar Ketua STT PLN Jakarta Dr. Ir. Supriadi Legino. (*)
Klungkung Langsung Olah Sampah Jadi Briket
Senin, 1 Januari 2018 18:57 WIB