Denpasar (Antara Bali) - Pakar pertanian Universitas Udayana Doktor Luh Kartini menilai, pembangunan Bali yang menyangkut berbagai aspek kehidupan memerlukan dukungan kebijakan yang terpadu (holistik) dalam konteks Pulau Dewata sebagai ekosistem pulau.
"Kebijakan terpadu antara pemkab, pemkot dan pemprov sangat penting, mengingat daerah ini hanya sebuah pulau kecil dengan luas hanya 5.632,86 km2 atau 0,29 persen dari luas Nusantara," kata Ni Luh Kartini yang juga dosen Fakultas Pertanian Universitas Udayana di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, kebijakan terpadu itu menyangkut tata ruang, penggunaan air dan penetapan lahan pertanian (sawah) abadi, sekaligus menghindari terjadinya pengalihfungsian lahan persawahan.
Kebijakan yang holistik itu juga perlu didukung peraturan yang memayunginya, dengan memadukan sektor pertanian, kehutanan (menjaga air) serta pengembangan industri kecil dan kerajinan rumah tangga sebagai ladang peningkatan pendapatan masyarakat.
Selain itu, perlu kebijakan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat yang didukung semangat, kegairahan dan kerja keras warga pedesaan dalam memanfaatkan potensi yang ada secara maksimal.
Namun pengembangan hal itu tetap harus dengan memperhatikan keseimbangan daya dukung dan kelestarian alam Pulau Dewata.
Ni Luh Kartini mengingatkan, konsep "Tri Hita Karana" yang diwarisi masyarakat Bali dapat diterapkan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan yang harmonis dan serasi sesama umat manusia, dengan alam lingkungan dan dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Masyarakat Bali dalam nenjalani aktivitas kehidupan sehari-hari mempunyai hubungan yang sangat erat dengan alam lingkungannya, sehingga mampu menekan terjadinya bencana alam, khususnya banjir dan tanah longsor.
Selain itu, masyarakat juga menggelar kegiatan ritual yang khusus ditujukan untuk kelestarian lingkungan, yakni pada hari Tumpek Wariga atau Tumpek Uduh, yang dirayakan setiap 210 hari atau enam bulan sekali. Bahkan dalam kurun waktu tertentu digelar kegiatan riutual skala besar.
Dengan berbagai upaya tersebut, alam Bali diharapkan tetap lestari yang didukung warisan seni budaya yang unik, meskipun perkembangan ke depan dihadapkan tantangan yang berat, terutama pertumbuhan penduduk yang sulit dikendalikan, tutur Luh Kartini.(*)