Denpasar (Antara Bali) - Anggota DPRD Provinsi Bali Made Budastra mendesak pemerintah daerah setempat melakukan evaluasi mendalam terhadap program Sistem Pertanian Terpadu (Simantri) yang dicanangkan sejak tahun 2009.
"Program Simantri yang tersebar di kabupaten/kota di Bali perlu di evaluasi mendalam dengan tujuan program tersebut apa sudah sesuai dengan sasaran atau belum," katanya di Denpasar, Kamis.
Ia menganggap tujuan program tersebut sangat bagus karena mampu memotivasi dan membangkitkan para peternak dan petani di Pulau Dewata itu.
"Evaluasi program itu sangat penting karena sejak berdiri enam tahun lalu tentu sudah ada perkembangan dari program itu," ucapnya.
Ia mendengar keluhan masyarakat yang mengatakan bahwa program Simantri tersebut gagal. "Padahal dari perencanaan awal program tersebut tujuannya sangat bagus. Namun mengapa sampai bisa gagal. Mungkin itu yang bisa dilakukan evaluasi sehingga program yang dananya dari APBD tersebut ke depannya tidak mubazir," kata politikus PDIP itu.
Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengakui program Simantri itu sudah jalan dan ada juga perkembangan yang cukup siginifikan. Namun dia tidak memungkiri ada juga yang tidak berjalan sesuai.
"Saya akui secara umum program Simantri itu sudah berkembang. Tapi ada juga yang gagal. Itu terjadi simantri di Kota Denpasar. Kegagalan itu salah satu faktor karena lahan pertanian menipis dan mencari rumput juga sulit," ucapnya.
Selain itu, lanjut Pastika, di Kota Denpasar rasanya tidak cocok lagi ada Simatri karena areal pesawahan makin sempit.
"Penempatan kandang sapi saja sudah dikomplin warga sekitar. Selain itu sulitnya mencari pakan (rumput). Namun demikian pihak kelompok Simatri itu mengakui gagal dan mengembalikan semua dana yang pernah di terima," ucapnya.
Pihaknya mengucurkan dana Simantri di Kota Denpasar karena ada usulan dari anggota DPRD. "Dulu ada simantri di Denpasar karena usulan bapak-bapak anggota Dewan. Tapi setelah dikucurkan, ternyata gagal," katanya. (WDY)