Denpasar (Antara Bali) - Ketua Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bali Prof Dr Nyoman Suparta meminta pemerintah provinsi setempat mengevaluasi program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) yang sudah berjalan sejak 2009.
"Simantri sesungguhnya secara konsep memang bagus untuk mengefisienkan, meningkatkan produktivitas, dan untuk meningkatkan pendapatan petani. Konsepnya memang betul, tetapi cara pelaksanaan konsep ini perlu dievaluasi karena pendekatannya lebih bersifat proyek dan juga kelihatan ada unsur-unsur hadiah pada masyarakat," katanya di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, kalau memang konsep Simantri mau diterapkan, formatnya tidak perlu harus dikelompokkan seperti saat ini karena terjadi ketidaksesuaian dalam praktis sehari-hari.
"Peternak yang rumahnya jauh-jauh harus mengelola sapi berkelompok. Modelnya oke, tetapi menjadi kurang praktis ketika dipelihara oleh banyak orang yang tempatnya jauh-jauh," ucapnya.
Saran Suparta, besaran kelompoknya bisa diperkecil. Walaupun dari Simantri menghasilkan biogas, juga tidak mungkin dimanfaatkan oleh rumah petani yang jaraknya jauh-jauh, maka otomatis berguna hanya untuk yang tinggal dekat dengan unit Simantri.
"Banyak yang saya lihat belum mengolah kotoran dan urine, walaupun ada dimanfaatkan tetapi belum maksimal untuk memupuk lahan pertaniannya. Bagaimana meningkatkan pendapatan petani kalau seperti itu?" ucapnya mempertanyakan.(LHS)