Denpasar (Antara Bali) - Anggota DPRD Bali Gusti Putu Widjera mengingkatkan kepada sopir truk pengangkut material galian C dari wilayah Kabupaten Karangasem untuk berhati-hati karena aktivitas erupsi Gunung Agung.
"Saya mengingatkan kepada para sopir truk pengangkut material, dan masyarakat penambang galian C untuk berhati-hati. Sudah seharusnya meninggalkan lokasi penambangan, sebab gunung tertinggi di Bali berdasarkan pemantauan PVMBG aktivitas tremor cenderung meningkat," kata Gusti Widjera di Denpasar, Rabu.
Ia mengingatkan karena status Gunung Agung pada level IV (Awas). Oleh karena itu zona kawasan rawan bencana (KRB) III harus sudah dikosongkan. Sedangkan kegiatan penambang galian C ada di KRB III. Peringatan dari pemerintah harus ditaati oleh warga masyarakat.
"Sebaiknya para sopir truk dan penambang jenis galian C di zona KRB tersebut meninggalkan lokasi. Karena mengindari terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan akibat meletusnya Gunung Agung," ucap politikus asal Kabupaten Karangasem itu.
Menurut dia, memang para sopir truk dan warga yang beraktivitas di galian C sebagai mata pencaharian hidup, namun kondisi alam sudah tidak memungkinkan warga sekitar beraktivitas seperti biasa, karena terjadi erupsi Gunung Agung.
"Dengan kejadian bencana Gunung Agung ini, saya berharap warga masyarakat mentaati semua larangan dari pemerintah, antara lain masyarakat yang berada di KRB III untuk melakukan pengungsian, termasuk juga semua aktivitas di kawasan tersebut dihentikan," ujarnya.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat aktivitas magma Gunung Agung masih tinggi dengan intensitas kegempaan frekuensi rendah pada Selasa (5/12) pukul 06.00-12.00 Wita mencapai 10 kali dengan amplitudo 2-22 milimeter, serta durasi 38-102 detik.
"Kesimpulannya aktivitas Gunung Agung sampai saat ini masih tinggi dan berpotensi mengalami erupsi. Oleh karena itu, tingkat aktivitas gunung ini masih di tingkat IV atau Awas," kata Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana di Pos Pemantauan Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, Selasa (5/12).
Ia menjelaskan intensitas asap kawah Gunung Agung terpantau bertekanan sedang yang berwarna putih dengan intensitas tebal dengan ketinggian 1.000 hingga 1.500 meter di atas puncak kawah.
Hembusan asap putih tebal dengan ketingian ini terjadi pada Selasa pukul 08.48 Wita dengan hembusan asap mengarah ke timur. Untuk, aktivitas vulkanik dangkal tercatat intensitasnya dua kali dengan amplitudo tiga milimeter dengan durasi 11-12 detik.
Untuk kondisi geokimia, kata Devy, pada Senin malam (4/12) terekam gas-gas magmatik Sulfur Dioksida (SO2) Gunung Agung dari Satelit Suomi National Polar-Orbiting Partnership (Suomi NPP), akibat aktivitas gunung setinggi 3.142 mdpl itu. (WDY)