Kuta (Antara Bali) - Dua peselancar asal Bali mendominasi peringkat juara dalam kompetisi "Surfing Toe At" malam hari di Indonesia, Red Bull Night Riders.
"Kami kagum dengan prestasi yang diraih peselancar Indonesia di ajang kompetisi Surfing Toe At pertama di Asia ini. Terbukti bahwa peselancar lokal mampu bertanding secara professional dengan peselancar mancanegara," ujar Irina Kosobukina, Field Marketing Manager Red Bull Indonesia, Kamis.
Juara pertama diraih oleh I Wayan Betet Merta yang berhasil mengalahkan lawan-lawannya dan memukau dewan juri atas pertunjukannya dan berhak menerima hadiah uang tunai sebesar Rp5 juta dan piala.
Mengikuti Betet, rekan seprofesi lainnya, Made Garut bertengger di urutan kedua, sedangkan posisi akhir diduduki oleh peselancar Australia, Beau Walker. Untuk hadiah juara kedua dan ketiga adalah Rp. 3 juta dan Rp 1,5 juta dan trophy.
"Kami bangga dapat menggelar kompetisi Surfing dengan tantangan yang berbeda. Selain memberikan wadah kompetisi yang berkualitas bagi surfer sekaligus menyuguhkan tontonan olahraga yang menarik bagi pengunjung pantai Kuta," imbuh Irina.
Sementara itu, Betet sang juara Red Bull Night Riders mengaku meski merasa kesulitan menguasai keadaan ombak malam hari namun dirinya bangga dapat menjadi pemenang kompetisi Surfing Tow At pertama di Asia tersebut.
"Sulit memang bermain Surfing Tow At di malam hari yang hanya disinari lampu sorot saja. Harus pintar memprediksikan arah ombak agar mampu melakukan atraksi di udara dan pendaratan yang sempurna," ungkap peselancar berusia 30 tahun ini.
Lanjutnya, "Selain kemampuan menguasai papan selancar, faktor lucky saya rasakan karena pengemudi jet ski mampu membaca ombak-ombak seperti yang saya inginkan dan tentunya perfect time. Yang paling membanggakan adalah dapat mengalahkan surfer mancanegara," ungkap Betet yang kerap mengikuti kompetisi Surfing di berbagai negara seperti Australia, California, Hawaii dan Jepang itu.
Atraksi Surfing Tow At yang digelar Rabu (29/6) malam itu dipadati sekitar seribu pengunjung pantai Kuta.
Kompetisi surfing yang terbilang unik ini berhiaskan cahaya lampu dalam kegelapan malam, sehingga sekitar 12 peserta harus mengeluarkan keahliannya dalam mengendalikan papan selancar yang ditarik oleh jet ski untuk menaklukkan deburan ombak dengan aksi memukau serta pendaratan yang mulus.
Dewan juri yang bertugas memantau atraksi seluruh peserta yang dimulai sejak pukul 19.00 Wita tersebut terdiri dari: Jamie O'Brien (Master Pipeline dunia), Mike Romelse dan Andrew (I Putu Sury Nalendra).
Ketiganya secara mutlak menentukan ketiga pemenang yang berhak menyandang gelar the best night riders pertama di Asia ini.
Untuk meramaikan kompetisi Red Bull Night Riders, juga digelar "photo competition" yang diikuti sebanyak 35 photographer. Seluruh peserta tampak antusias mengabadikan momen terbaik Red Bull Night Riders yang memperebutkan total hadiah Rp3 juta ini.(*)