Paris (Antara Bali) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyampaikan, UNESCO harus berada di garis terdepan dalam merancang cara baru dan kreatif dalam mendorong reformasi pendidikan, guna memastikan generasi muda siap memasuki ekonomi digital berbasis teknologi.
Hal itu disampaikan Menteri Muhadjir Effendy, Kamis (2/11) selaku Ketua Delegasi Indonesia ke Sidang Umum UNESCO ke 39 yang berlangsung di Paris, Prancis, sejak 30 Oktober hingga 14 November 2017.
Duta Besar/Alternat Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, T. A. Fauzi Soelaiman kepada Antara London, Kamis mengatakan, sidang umum UNESCO ke 39 bertujuan untuk mengesahkan program dan budget UNESCO hingga empat tahun ke depan dan pada sesi ini juga untuk memilih Direktur Jenderal UNESCO yang baru.
Dalam sidang umum UNESCO yang digelar dua tahun sekali ini, Menteri Muhadjir Effendy menyampaikan UNESCO harus menghadapi tantangan global saat ini yaitu meningkatnya ketidaksetaraan, penyebaran radikalisme dan ekstremisme, serta bangkitnya rasisme dan prasangka, dan degradasi ekosistem yang terus berlanjut.
Dikatakannya sebagai anggota masyarakat internasional yang bertanggung jawab, Indonesia siap berkontribusi dalam wacana global untuk menemukan cara terbaik bagi UNESCO untuk membantu menciptakan kehidupan di dunia yang lebih baik.
Selain itu, ujarnya Indonesia tetap berkomitmen untuk melestarikan Nilai Universal yang Luar Biasa dari Warisan Hutan Hujan Tropis. "Kami menyelenggarakan Pusat Eco-hidrologi Asia Pasifik dan Pelatihan Regional untuk Keanekaragaman Hayati Laut," ujarnya. (WDY)