"Melalui tema `Achieving the 2030 Agenda through Inclusive Development`, forum ini membahas perencanaan peran parlemen di berbagai negara dalam menyukseskan agenda pembangunan 2030 dengan tujuan penting mengakhiri kemiskinan, memerangi kesenjangan dan ketidakadilan, serta menghadapi perubahan iklim," kata Setya Novanto pada acara pembukaan "World Parliamentary Forum on Sustainable Development" di nusa Dua, Bali, Rabu.
Ia mengatakan kegiatan tersebut merupakan forum parlemen tingkat dunia pertama yang secara khusus diselenggarakan untuk mendukung pencapaian Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030. Sebuah kebanggaan tersendiri karena forum ini terlaksana atas inisiatif DPR-RI sebagai bagian menjalankan peran diplomasi parlemen.
"Sebanyak 47 parlemen dari berbagai negara yang berpartisipasi dalam forum ini, antara lain Bhutan, Chile, Fiji, Ghana, India, Zimbabwe, Canada, Ecuador, Iran, Jordan, Meksiko, Portugal, Qatar, Korea Selatan, dan Turki. 19 Observer, antara lain ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA), UNDP, European Union, dan Migran Care. Dengan total partisipan sebanyak 285 orang," katanya.
Ia mengatakan banyak tantangan menyukseskan agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030, salah satunya kemiskinan.
"Saya ingin forum ini mampu merumuskan dan mempromosikan pembangunan yang inklusif dan merata, sehinga tidak ada pihak yang ditinggalkan," ujarnya.
Setya Novanto mengatakan konflik maupun aksi kekerasan dan terorisme juga menjadi tantangan lain yang dihadapi, karena dapat membalikkan kemajuan pembangunan yang telah dicapai oleh sebuah negara.
"Saya mendorong forum ini mewujudkan masyarakat dunia yang bebas dari ketakutan. Karena saya menyadari, pembangunan berkelanjutan tidak akan tercapai tanpa adanya perdamaian," ujarnya. (*)
Video oleh I Komang Suparta