Denpasar (Antara Bali) - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengharapkan pembangunan jalan bawah tanah (underpass) di persimpangan patung I Gusti Ngurah Rai, di Tuban, Kabupaten Badung, Bali rampung sebelum kegiatan konferensi "International Monetary Fund (IMF)" Oktober 2018.
"Dalam rapat koordinasi dengan instansi terkait sudah ada titik terang dalam mengatasi kemacetan di patung Ngurah Rai atau di persimpangan menuju Bandara Ngurah Rai dengan membangun jalan bawah tanah," kata Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan, di sela meninjau KRI Banjarmasin di Pelabuhan Benoa, Bali, Kamis sore.
Ia mengatakan dari pemantauan di lapangan memang jalan di persimpangan menuju Bandara Ngurah Rai itu dalam waktu tertentu mengalami kemacetan. Oleh karena itu untuk memperlancar lalu lintas dan kesiapan Konferensi IMF pada Oktober 2018, jalan tersebut diharapkan sudah rampung.
"Pemerintah Daerah (Pemkab Badung) sudah menyiapkan anggaran untuk pendanaan pembebasan lahan di kawasan tersebut. Begitu juga pemerintah pusat juga sudah siap mendanai pembangunan proyek itu," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry mengatakan untuk mengurai kemacetan lalu lintas di kawasan patung Ngurah Rai atau menuju Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai harus dibangun jalan bawah tanah.
"Jalan keluar mengatasi kemacetan di kawasan tersebut adalah dengan membangun jalan `underpass` atau jalan bawah tanah," ujarnya.
Menurut Sugawa Korry, untuk mengatasi kemacetan di simpang patung Ngurah Rai - Jalan tol Bali Mandara telah diprogramkan pembangunan "underpass" dengan anggaran tahun 2017 sebesar Rp49,67 miliar dan dan tahun 2018 sebesar Rp160 miliar, jadi total sebesar Rp209,7 miliar dari Kementerian PUPR.
"Kendala yang masih dihadapi, terkait pembebasan lahan yang anggarannya diharapkan dari Pemerintah Kabupaten Badung dan pemprov atau pemerintah pusat. Termasuk pembebasan lahan taman hutan rakyat (Tahura)," katanya. (WDY)