Singaraja (Antara Bali) - Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng, Bali akan mengevaluasi pelaksanaan Buleleng Festival (Bulfest) 2017 guna meningkatkan kualitas penyelenggaraan pada tahun-tahun mendatang.
Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng, Putu Tastra Wijaya, di Singaraja, Senin, mengatakan, evaluasi difokuskan pada berbagai kekurangan dalam pelaksanaan Bulfest tahun ini dan juga berbagai keluhan masyarakat.
Ia mengatakan, pihaknya akan menampung berbagai saran dan kritikan dari berbagai pihak guna menjadikan Bulfest lebih sempurna lagi,
Secara umum, kata Tastra, Buleleng Festival terbukti menjadi wahana yang sangat dinanti oleh para seniman untuk membuktikan kemampuannya.
Tastra menyebut ada banyak kejutan dan harapan yang terungkap sepanjang pelaksanaan Bulfest 2017. Selain itu juga diklaim bahwa Bulfest 2017 memberikan multiplier effect yang cukup besar.
Terbukti ada 181 stand pameran, 133 stand kuliner, dan 240 pedagang kaki lima di sepanjang Jalan Ngurah Rai yang turut kecipratan dampak dari Buleleng Festival.
"Khusus untuk stand kaki lima, berhasil berjualan dengan nilai Rp960 juta, stand UMKM dengan nominal Rp851 juta, dan stand kuliner senilai Rp665 juta. Total transaksi sebanyak Rp 2,4 miliar," kata Tastra.
Tercatat, ada sebanyak 76 sekaa atau sanggar seni dilibatkan dalam pementasan. Sebanyak 20 sekaa diantaranya adalah sekaa baleganjur yang tampil pada pembukaan, serta sepuluh sekaa lainnya ialah sekaa ngoncang yang juga tampil saat pembukaan.
Buleleng Festival juga menghadirkan beberapa kesenian tua. Seperti Janger Menyali yang notabene kesenian hasil rekonstruksi, drama gong, hingga gambuh.
Ada pula beberapa seni yang bersifat eksperimental, seperti kolaborasi antara wayang dengan bondres yang dilakukan oleh Dalang Sembroli. Serta kolaborasi kesenian genjek dengan bondres yang dirancang oleh Bondres Rare Kual. (WDY)
Dinas Kebudayaan Evaluasi Pelaksanaan Buleleng Festival 2017
Senin, 7 Agustus 2017 15:52 WIB