Jakarta (Antara Bali) - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
menyatakan ancaman narkoba bagi masyarakat tidak kalah berbahaya jika
dibandingkan dengan terorisme.
"Antara terorisme dan narkoba, dua-duanya perlu diwaspadai. Tapi
yang sangat disayangkan terorisme yang lebih dibesar-besarkan, padahal
narkoba tidak kalah berbahaya karena sudah sampai dimana-mana," ujar dia
di Hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat malam.
Lebih lanjut mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu menjelaskan
bahwa setiap tahunnya, sebanyak 15 ribu orang Indonesia meninggal akibat
narkoba.
"Dan jumlah yang meninggal ini setiap tahun meningkat terus.
Sementara korban bom dari dulu hingga sekarang tidak sampai 1.500 orang.
Ini makanya saya katakan narkoba juga menjadi ancaman besar bagi kita,"
ungkap dia.
Apalagi, saat ini menurut Gatot Nurmantyo, persebaran obat-obatan
terlarang di Tanah Air ini masif, sudah mencapai kawasan perkebunan dan
daerah terluar Indonesia.
"Dari Tiongkok masuk ke Indonesia menurut informasi itu 250 ton
sabu. Satu ton sabu itu bisa dikonsumsi untuk lima juta orang. Ini
ancaman berat bagi kita," tutur dia.
"Makanya dua tahun yang lalu, kami punya hukuman tambahan bagi
anggota TNI yang terlibat narkoba, yaitu langsung dipecat. Bayangkan
saja, kalau sedang sakau dan latihan menembak siapa pun bisa jadi
korban, daripada seperti itu saya pecat saja," ungkap dia.
Terkait dengan penanganan narkoba ini, Panglima TNI juga
menyampaikan apresiasinya terhadap kinerja Polri dan Badan Narkotika
Nasional (BNN) yang menggagalkan penyelundupan satu ton sabu di wilayah
Serang, Banten, pada Kamis.
"Saya apresiasi kepolisian dan BNN, pengungkapan jumlah sabu itu terbesar selama Indonesia berdiri," kata dia. (WDY)
Ancaman Narkoba Tidak Kalah Berbahaya dari Terorisme
Sabtu, 15 Juli 2017 9:17 WIB