Jakarta (Antara Bali) - Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan,
reformasi dalam bidang perpajakan akan secara konsisten diperbaiki untuk
mencegah utang pemerintah semakin bertambah.
"Kami akan terus memperbaiki dengan reformasi perpajakan. Itu hal
paling esensial sehingga negara ini bisa membiayai berbagai kebutuhan
yang memang mendesak dan penting," kata dia, di Jakarta, Selasa.
Dia
mengatakan perbaikan kinerja penerimaan melalui sektor perpajakan
sangat penting karena keberlangsungan dan kesinambungan fiskal dalam
jangka panjang dapat terjaga dengan baik.
Pemerintah, kata dia, bisa saja terus menerus menambah porsi
utang untuk kebutuhan belanja produktif, namun akan lebih efektif
apabila dana untuk pembangunan itu berasal dari sektor perpajakan.
"Kalau ingin belanja lebih banyak, harus mendapatkan pajak yang
lebih banyak. Dengan demikian seluruh kebutuhan bisa didapat dan tidak
membahayakan ekonomi," kata Mulyani.
Untuk itu, ia menegaskan pemerintah tidak akan memperlebar target
defisit anggaran hingga melebihi batas yang diperkenankan UU Keuangan
Negara yaitu tiga persen terhadap PDB, dengan menambah porsi utang
secara berlebihan.
"Batasan tiga persen akan memaksa pemerintah bersama dengan
pemda, DPR dan DPD untuk bersama-sama menjaga suatu disiplin fiskal,
artinya kalau kita ingin belanja lebih banyak maka pemerintah harus
mampu mengumpulkan pajak lebih banyak, bukan dengan melebarkan defisit,"
katanya.
Mulyani memastikan defisit anggaran yang saat ini
ditetapkan di bawah tiga persen terhadap PDB masih bisa mengakomodasi
berbagai kebutuhan pembangunan Indonesia yaitu untuk pengadaan
infrastruktur, investasi sumber daya manusia dan menyejahterakan
masyarakat miskin. (WDY)
Sri Mulyani: Reformasi Pajak untuk Cegah Tambahan Utang
Rabu, 12 Juli 2017 7:19 WIB