Denpasar (Antara Bali) - PT Pertamina (Persero) mengembangkan Kawasan Ekonomi Masyarakat di 29 lokasi di seluruh Indonesia salah satunya di Desa Bengkala, Kabupaten Buleleng, dalam memberdayakan potensi masyarakat untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia.
"Program ini menyasar daerah khusus yang diutamakan di daerah 3T yaitu terdepan, terluar dan tertinggal," kata Vice President Pertamina bidang Tanggung Jawab Sosial dan Program Kemitraan Usaha Kecil Menengah (CSR dan SMEPP) Agus Mashud dalam siaran pers di Denpasar, Sabtu.
Peresmian kawasan ekonomi di 29 lokasi di seluruh Indonesia itu dipusatkan di Desa Bengkala, Kabupaten Buleleng, Bali, dengan menggandeng Forum Layanan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bagi Masyarakat (FLIPMAS).
Agus menjelaskan Desa Bengkala dipilih sebagai salah satu lokasi pengembangan kawasan ekonomi masyarakat (KEM) karena memiliki karakteristik berbeda dengan daerah lain di Indonesia. Desa Bengkala memiliki warga dengan keterbatasan fisik yakni bisu dan tuli atau "kolok" dan mereka memiliki jiwa seni yang tinggi.
"Program ini ditujukan agar dapat meningkatkan kesejahteraan warga melalui pembangunan unit-unit usaha, pengembangan ekonomi desa dengan kearifan lokal serta mewujudkan hubungan harmonis antarwarga," ujarnya.
Agus menjelaskan, proses awal pembangunan kawasan ekonomi itu yakni dengan mencari dan menentukan lahan marginal yang berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat dan juga para tokoh masyarakat atau tokoh adat desa tersebut untuk selanjutnya digarap menjadi lahan produktif yang dilengkapi dengan pembangunan fasilitas fisik untuk penyediaan sarana prasarana.
Lebih lanjut, dalam implementasinya program itu juga mengikutsertakan kalangan akademisi dari perguruan tinggi setempat untuk menyusun konsep strategis KEM serta mendampingi masyarakat agar program berjalan secara terintergrasi dan sinergi.
Kegiatan KEM di Desa Bengkala sendiri dimulai pada awal tahun 2015, dengan luas areal kawasan mencapai 3,2 hektare.
Program itu dikembangkan sesuai dengan kearifan lokal berupa pembangunan komponen "Parahyangan" (pura dan pelinggih lainnya), "Pawongan" (berhubungan dengan masyarakat meliputi rumah tinggal dan fasilitas usaha) serta "Palemahan" (usaha pertanian dan peternakan).
Ketua Kelompok KEM Kolok Bengkala Putu Suwandika mengatakan pemberdayaan itu melibatkan 12 kepala keluarga "kolok" di Desa Bengkala dengan kegiatan utama yang dilakukan antara lain, pelatihan tari, pelatihan tenun, pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan industri rumahan yang menghasilkan berbagai produk makanan dan minuman.
Selain itu pelatihan yoga, pelatihan kewirausahaan dan peternakan, pengembangan pertanian, pengembangan situs infomasi dalam jaringan KEM Kolok Bengkala serta pengembangan jalur "tracking" wisata.
"Berbagai kegiatan kami rancang untuk menjadikan Bengkala sebagai desa wisata sehingga wisatawan dapat melihat berbagai atraksi dan kegiatan warga `kolok` serta dapat melihat hubungan harmonis antarwarga," ucapnya. Peresmian kawasan ekonomi di Desa Bengkala itu merupakan pengembangan tahap I dan II dari 32 lokasi yang akan digarap di seluruh Indonesia.(Dwa)