Amlapura (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengirimkan bantuan untuk I Nengah Simpen (34) dan Komang Ada (28), dua bersaudara asal Desa Jungutan, Kabupaten Karangasem yang menderita gangguan kejiwaan.
"Dalam kesempatan ini, kami menyerahkan bantuan sementara dari Gubernur Bali berupa sejumlah uang tunai serta beras guna meringankan beban hidup keluarga kedua bersaudara ini," kata Kepala Seksi Media Cetak Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Nyoman Darsana, di sela-sela menyerahkan bantuan tersebut, di Amlapura, Karangasem, Rabu.
Sedangkan terkait bantuan lainnya akan dikoordinasikan dengan instansi terkait. Melalui kesempatan itu, Darsana juga mengharapkan dapat menggugah rasa kepedulian masyarakat terhadap sesama yang membutuhkan.
Saat tim dari Pemprov Bali mengunjungi rumah dua bersaudara tersebut, terlihat kondisi keduanya begitu memprihatinkan, I Nengah Simpen hanya duduk termangu di atas tempat tidur terbuat dari ulatan bambu yang sehari-hari juga dimanfaatkan untuk tempat tidur bersama ayahnya, sedangkan kondisi I Komang Ada dipasung kaki kirinya dengan rantai.
Menurut penuturan ayah kandung dua bersaudara Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) itu, l Ketut Rugeg, anak-anaknya mulai terlihat menderita gangguan jiwa sejak tamat SD, ditandai sakit panas kemudian sering bengong dan berbicara sendirian.
Walaupun memiliki riwayat gangguan yang sama, temperamen keduanya sangat berbalik, Komang Ada temperamennya lebih emosional, sering keluar rumah bahkan sempat menghilang hingga enam bulan.
Atas pertimbangan itulah, Komang Ada dipasung sejak 2014. Kaki kirinya diikat rantai kemudian ditambatkan di batang besi. Dia ditempatkan dan tidur seorang diri di gubuk rumahnya, yang merupakan bantuan bedah rumah dari Pemprov Bali.
Berbeda dengan kakaknya, I Nengah Simpen perilakunya tidak segalak Komang Ada. Nengah Simpen lebih banyak diam, sehingga tidak dipasung. Dia tidur di dapur bersama Ketut Rugeg.
Untuk biaya hidup mereka bertiga, selama ini Ketut Rugeg hanya mengandalkan dari hasil material lahan galian C yang dimilikinya. Untuk satu truk engkel Ketut Rugeg hanya mendapatkan bagian Rp20.000, setelah dipotong ongkos pekerja yang bekerja secara tradisional.
Oleh karena berat beban yang ditanggung, Rugeg pun mulai menunjukkan gejala stres dengan mencabut rambutnya sendiri, dan terlihat tambah parah sejak istrinya meninggal dua tahun lalu. "Tolong carikan saya bantuan, agar bisa digunakan membiayai kedua anak saya," ujar Ketut Rugeg.
Untuk pengobatan anaknya sudah diusahakan dengan mengajak periksa dan berobat ke RSJ Bangli, sempat hingga tujuh kali berobat, namun setelah pulang dan obatnya habis, gangguan yang diderita kembali kumat.
Sementara itu, Kepala Dusun Yeh Kori I Komang Sudirma, yang ikut mengantarkan tim meninjau lokasi, tidak menampik keadaan warganya tersebut. Ia yang baru menjabat sekitar dua bulan sudah berusaha membantu fasilitas periksa, bantuan rutin lain seperti raskin dan kartu BPJS pun sudah dimiliki.
Namun sayang kartu BPJS Kesehatan tersebut dirobek oleh I Komang Ada. Ia pun berjanji akan segera mencetakkan kartu yang baru.
Di sisi lain, Ni Ketut Pujawati yang merupakan pengelola bagian Program Gangguan Jiwa di Puskesmas Bebandem, yang sudah terlebih dahulu memeriksa kondisi dua bersaudara tersebut menyatakan penanganan ODGJ di Kecamatan Bebandem sudah dilaksanakan secara maksimal. Namun karena kendala personel dengan penanganan wilayah yang cukup luas sehingga masih terdapat beberapa yang tercecer.
Peran keluarga juga menurutnya sangat penting untuk aktif memeriksakan maupun mencarikan obat keluarganya yang mengidap ODGJ. Terlebih saat ini puskesmas sudah memiliki layanan stok obat untuk ODGJ.
Saat ini, untuk wilayah Bebandem, terdapat hampir 70 orang ODGJ yang terdaftar dalam data puskesmas. Dari jumlah itu, sebanyak 50 orang ODGJ sudah aktif memeriksakan diri berkat kesadaran keluarganya, dan sisanya sebanyak 20 orang seperti dua bersaudara tersebutlah yang mesti mendapatkan kunjungan langsung ke lapangan.
Untuk penanganan lebih lanjut, dalam waktu sepekan ini ia berjanji akan segera memberikan penanganan kepada dua bersaudara anak Ketut Rugeg, bahkan bila perlu akan langsung dirujuk ke RSJ Bangli dengan menggunakan ambulans puskesmas. (WDY)