"Kami akan sampaikan kepada pemerintah pusat dalam upaya kembali mempromosikan pariwisata ke Jepang.
Negara tersebut potensinya cukup besar, Namun yang menghambat mereka datang ke Indonesia karena terkait keterbatasan penerbangan secara langsung," kata Kepala Dinas Pariwisata Bali, Anak Agung Gede Juniartha Putra, di sela menyambut wisatawan Jepang di Bandara Internasional Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat malam.
Ia mengatakan promosi secara berkelanjutan perlu dilakukan, walau objek wisata Bali sudah terkenal di mancanegara. Tapi langkah promosi, baik secara konvensional maupun berjaringan sangat diperlukan untuk menyakinkan wisatawan asal negeri Matahari terbit tersebut.
"Minat wisatawan Jepang ke Bali sangat tinggi, terbukti mereka datang menggunakan `charter fligt` maskapai Japan Airlines membawa rombongan mencapai 587 orang dengan tiga kali penerbangan, yakni pada tanggal 17, 20 dan 23 Juni 2017," ujar Juniartha Putra didampingi Dirut Nusa Dua Bali Convex, Bagus Surya Dharma.
Ia mengatakan untuk mendatangkan wisatawan yang menjadi pendukung utama salah satunya adalah kelancaran transportasi (penerbangan) secara reguler. Sedangkan sejak maskapai Japan Airlines (JAL) menghentikan penerbangan pada bulan September 2010, berhimbas turun drastis turis asal Jepang itu.
"Wisatawan Jepang menginginkan penerbangan langsung dari negaranya, sehingga mereka bisa berlibur lebih banyak di destinasi wisata.
Memang sejak penerbangan JAL tutup, ada penerbangan maskapai lain melayani Jepang-Bali pergi pulang (PP). Tapi mereka biasanya lebih percaya menggunakan maskapai negaranya," ucapnya.
Juniartha Putra berharap dengan nantinya maskapai JAL kembali melayani penerbangan reguler dari Narita (Jepang) ke Bali, wisatawan tersebut kunjungannya terus meningkat dalam upaya mendongrak target wisman ke Bali hingga akhir tahun 2017 sebanyak 5,5 juta wisatawan asing.
"Kami optimistis kunjungan wisatawan akan meningkat, karena itu kami akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan Kementerian Pariwisata untuk strategi melakukan promosi ke Jepang dan negara lainnya. Ini juga harapan dari Kemenpar dalam menyongsong kunjungan wisatawan asing ke Indonesia pada tahun 2019 sebanyak 20 juta wisman," katanya.
Sementara itu, President Director Rama Tours Travel, Makiko Iskandar mengatakan sudah saatnya kembali melakukan promosi pariwisata ke Jepang, termasuk juga melakukan penjajagan terhadap maskapai negara tersebut (JAL), sehingga bisa melakukan penerbangan reguler ke Pulau Dewata.
"Promosi pariwisata sangat penting untuk mendatangkan wisatawan asing ke Indonesia, khususnya Bali. Memang kalau pendanaan promosi cukup besar, tapi dampak positifnya akan besar terhadap perekonomian daerah, termasuk devisa yang masuk ke negara," ucap Makiko yang biasa melayani perjalanan wisatawan Jepang.
Oleh karena itu, langkah cepat untuk melakukan promosi pariwsata ke Jepang akan sangat baik, terlebih maskapai JAL sudah mencoba dengan penerbangan carter.
"Ini kesempatan baik untuk menggaet wisatawan Jepang dengan kembali beroperasi JAL, walau saat ini masih sebatas melayani carter.
Tapi jika dilakukan pendekatan oleh pemerintah, dan dianggap layak kembali melayani rute ke Bali, maka perusahaan penerbangan itu akan membuka penerbangan secara reguler," katanya. (WDY)
Video oleh I Komang Suparta