Denpasar (Antara Bali) - Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ayu Pastika mengaku salut dengan sejumlah inovasi dan kreativitas yang ditunjukkan para penenun pada ajang Pesta Kesenian Bali ke-39.
"Kami berharap para perajin terus melakukan inovasi agar ke depannya mampu menghasilkan karya berkualitas dan berdaya saing," kata Ayu Pastika di sela-sela menjadi juri kehormatan pada Lomba Desain Tenun ATBM serangkaian PKB, di Denpasar, Rabu.
Salah satu hal yang mengundang decak kagum istri orang nomor satu di Bali itu adalah adalah inovasi sejumlah perajin dalam menciptakan mesin serupa "cagcag" untuk memproduksi tenun yang biasanya harus dikerjakan secara manual.
Dengan mesin yang dirancang sedemikian rupa, mereka mampu menghasilkan karya tenun ikat seperti songket yang nyaris tidak ada bedanya dengan produk yang dihasilkan alat tenun tradisional.
Selain hasil yang lebih berkualitas, penggunaan mesin yang dirancang secara khusus diyakini mampu meningkatkan produktivitas para perajin.
"Terlebih industri kerajinan tenun di provinsi lain saat ini berkembang begitu pesat. Jika tidak ikut berinovasi, saya khawatir nanti kita kalah saing," ujarnya.
Selain inovasi menciptakan alat tenun modern, Ayu Pastika pun mendorong kreativitas para perajin dalam menciptakan motif yang lebih variatif, menarik dan baru.
Ayu Pastika menekankan agar para perajin tetap menjaga ciri khas tenun Bali. Apapun kreativitas dan inovasi yang dilakukan, para penenun diminta tetap bermain dalam pakem endek dan songket.
"Karena dua jenis tenun itu merupakan ciri khas Bali, jangan memadukan dengan batik karena akan mengaburkan identitas kita," ucapnya.
Dekranasda Provinsi Bali pun berkomitmen untuk terus melakukan pembinaan terhadap para perajin untuk menciptakan desain yang lebih inovatif.
Lomba desain tenun diikuti para perajin duta kabupaten/kota diantaranya Swastika dari Karangasem, Tuhu Batu dari Gianyar, Surya Nadi dari Denpasar, Sri Widhi dari Kabupaten Klungkung, Putri Mas dan Bali Nusa.
Penilaian dilakukan oleh para juri yang berkompeten antara lain I Ketut Murdana, I Made Suparta, I Nyoman Suardina dan I Nyoman Laba.
Dalam melakukan penilaian, dewan juri mengacu pada beberapa kriteria antara lain motif, kebaruan desain, kreatif dan inovatif serta deskripsi produk. (WDY)