"Kami juga menggelar orasi dan penampilan teater kebhinnekaan melibatkan mahasiswa di semua fakultas yang ada," kata Presiden Badan Republik Mahasiswa Undiksha, I Made Dicky Satya Narayana, di tengah-tengah orasi di Taman Kota Singaraja, Kamis.
Menurut dia, sudah menjadi kewajiban mahasiswa sebagai generasi muda menjadi garda terdepan mempertahankan dasar negara dan ideologi bangsa, di tengah maraknya paham radikalisme yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lain.
Mahasiswa, kata dia, harus berani lantang berbicara bahwa Pancasila adalah harga mati, tidak dapat diganggu gugat atau bahkan diganti dengan yang lain.
Sejarah sudah membuktikan bagaimana pergerakan pemuda khususnya mahasiswa menjadi bagian penting dari perjalanan bangsa Indonesia hingga saat ini.
"Saya ambil satu contoh saja bagiamana gerakan mahasiswa pada 1998 yang kini dikenal dengan gerakan reformasi. Ujung tombaknya tidak lain adalah para mahasiswa," jelasnya.
Satya Narayana juga mengungkapkan, Undiksha sebagai salah satu perguruan tinggi terbesar di Pulau Dewata sudah saatnya berperan aktif menjaga kebhinnekaan.
Terlebih, Bali sebagai barometer toleransi di Indonesia sudah sepatutnya dipertahankan dan tetap menjadi contoh daerah lain di tanah air.
"Kami tekankan bahwa tidak ada paham radikal di kampus kami. Kebhinnekaan harus terus dijunjung tinggi. Pancasila harga mati untuk selamanya," terangnya. (WDY)
Video oleh Bagus Andi Purnomo