Denpasar (Antara Bali) - Para desainer Kota Denpasar menonjolkan kain endek pada peragaan busana pada ajang "Bali Fashion Trend Spring Summer (BFTSS) 2018" di Kuta, Kabupaten Badung.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Denpasar Ny. Ida Ayu Selly Dharmawijaya Mantra di Denpasar, Bali, Sabtu, mengatakan tenun ikat endek sebagai warisan budaya yang tak terlepas dari kehidupan adat dan budaya masyarakat Bali.
Menurut dia, setiap kabupaten dan kota di Provinsi Bali memiliki ciri khas kain tenun ikat yang kali ini terus mengalami perkembangan corak dan warna.
"Begitu juga di Kota Denpasar dengan keberadaan kain tenun ikat endek dengan ciri khas corak dan warna terus mendapatkan pengembangan dari para perajin," ujarnya.
Disamping itu, kata dia, dalam peningkatan daya saing lokal langkah penciptaan karya kreasi juga dilakukan instansi terkait, meliputi Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UMKM, serta Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Pemkot Denpasar.
"Perkembangan `trand fashion` saat ini juga menjadi sebuah langkah membawa endek untuk dapat terus dicintai khususnya kalangan generasi muda.
Ny. Selly Mantra lebih lanjut mengatakan ruang kreativitas ini diberikan kepada para desainer lokal serta perajin khususnya endek di Kota Denpasar.
Hal tersebut tidak terelepas dari tenun ikat endek Bali memiliki daya tarik tersendiri yang tak terlepas dari penggunaan tenun ikat oleh masyarakat Bali dalam upacara adat dan budaya hingga menjadi pakaian sehari-hari.
"Kami mendorong para desainer untuk dapat berinovasi mengangkat endek yang mampu menjadi pakaian sehari-hari serta dapat menjadi trend fashion saat ini," ujar Ny. Selly.
Kain endek dikenal dengan penggunaannya sebagai pakaian kantor, sehingga dari perkembangan mode dan fashion endek juga mampu menjadi pakaian santai sehari-hari.
Sehingga dalam ajang tersebut, Dekranasda Denpasar melibatkan dua desainer Lusi Damai dan Dhevinta Tito masing-masing menampilkan 10 rancangan desain endek semi casual formal. Seperti Endek Sekar Jepun yang ditampilkan dalam ajang ini sebagai satu-satunya manufaktur endek di Denpasar.
Diinovasikan oleh Dhevinta Tito lewat kreasi yang terinspirasi dari kemolekan seekor ayam jago mampu menciptakan dress casual glamour yang sesuai untuk acara semi formal hingga formal serta mewakili keagungan dan tradisi.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Dekranas, Euis Saedah mengatakan keterlibatan Dekranasda dalam ajang ini tentu menjadi momen penting dalam pengembangan endek sebagai produk lokal Pulau Bali.
Ia mengatakan seperti keterlibatan Ketua Dekranasda Kota Denpasar Ny. Selly Mantra yang memberikan ruang kepada para perajin serta desainer lokal untuk menunjukan potensi produk endek Kota Denpasar.
"Semua ini kami dukung jika Dekranasda mampu membangkitkan potensi daerahnya masing-masing. Ini juga menjadi khasanah dalam meranjang busana para desainer agar lebih inovatif dan kreatif menggunakan dasar kain dari lokal," katanya. (WDY)
Desainer Denpasar Tampilkan Endek Ajang "BFTSS"
Sabtu, 20 Mei 2017 20:08 WIB