"Kami berupaya jembatani dengan proyek listrik perdesaan maupun pembagian pembangkit listrik tenaga surya tersebar maupun terpusat," kata Kepala Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali Putu Agus Budiana ketika memberikan keterangan pers terkait kampanye hemat energi "Potong 10 Persen" Kementerian ESDM di gedung Monumen Bajra Sandhi Renon Denpasar, Sabtu.
Menurut dia, pihaknya menargetkan pemenuhan itu paling lama hingga lima tahun mendatang karena dilakukan secara bertahap.
Agus menjelaskan bahwa sebagian besar rumah tangga yang belum menikmati listrik itu terpencar-pencar di daerah Pulau Nusa Penida di Kabupaten Klungkung, masyarakat atau rumah tangga yang tersebar di dusun-dusun terpencil di Kabupaten Karangasem dan Bangli.
Hingga April 2017, lanjut dia, rasio elektrifikasi di Bali sudah mencapai 93,64 persen.
Pihaknya bekerja sama dengan PLN dan instansi terkait lainnya untuk mewujudkan rasio elektrifikasi tersebut.
Sementara itu terkait kelistrikan secara umum di Bali,
Agus lebih lanjut menjelaskan bahwa pasokan listrik di Pulau Dewata masih aman karena ada cadangan listrik sekitar 35 persen dari total daya yang bisa penuhi di Bali mencapai 1.278 megawatt.
Sedangkan untuk konsumsi listrik di Bali dengan beban puncak mencapai sekitar 822 megawatt yang tercatat pada Oktober 2016.
Pasokan listrik di Bali, lanjut dia, disuplai dari empat pemangkit yakni di Pemaron, Celukan Bawang, Pesanggaran dan Gilimanuk.
Selain itu listrik juga dipasok melalui kabel laut dari Jawa yang berkapasitas sekitar 340 megawatt. (WDY)