Denpasar (Antara Bali) - Anggota Dewan Pakar DPP Partai Golkar Gde Sumarjaya Linggih mengatakan pencalonan kandidiat gubernur Ketut Sudikerta pada Pemilihan Kepala Daerah Bali tahun 2018 belum ada kepastian, karena sampai saat ini belum ada turun surat rekomendasi dari pusat.
"Untuk calon gubernur Bali Ketut Sudikerta yang juga Ketua DPD Golkar Bali sampai saat ini belum ada surat rekomendasi dari DPP Golkar. Oleh karena itu siapa saja para kader partai bisa melakukan sosialisasi kepada rakyat untuk menyatakan maju pada Pilkada mendatang," kata Sumarjaya Linggih di sela acara "Rapat Konsultasi Nasional" dihadiri DPD Golkar se-Indonesia di Sanur, Bali, Rabu.
Ia mengatakan DPP Golkar masih akan melakukan survei kepada kader-kader partai dan tokoh masyarakat yang dianggap mumpuni memimpin Bali ke depan. Kalau melihat dari waktu untuk tahapan pencalonan kandidat gubernur dan wakil gubernur masih empat bulan lagi.
"Dengan waktu tenggang empat bulan di mulainya tahapan pilkada tersebut, maka kader yang ingin maju menjadi kandidat gubernur saat ini sudah bisa melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Karena dari garis partai akan melihat elektabilitas kader dan dari hasil survei independen, siapa saja kader yang paling tinggi mendapat penilaian warga masyarakat," ujar Sumarjaya Linggih yang akrab dipanggil Demer.
Menurut Demer yang juga anggota DPR-RI, memang saat ini yang sudah menyatakan kesiapan maju menjadi kandidat calon gubernur adalah Ketua DPD Partai Golkar Bali Ketut Sudikerta.
"DPP Golkar juga secara lisan sudah menyebut nama Bapak Sudikerta akan diusung maju pada Pilkada Bali mendatang. Namun kan belum ada surat rekomendasi dari DPP. Artinya keputusan tersebut belum final, dan dipastikan akan menunggu hasil dari survei tersebut," ucapnya.
Ia mengatakan Partai Golkar pasti memilih kader terbaik yang akan diusung pada Pilkada mendatang. Karena itu DPP Golkar pasti melihat elektabilitas dan hasil survei para kader dan tokoh masyarakat tersebut.
"Seandainya hasil survei jauh dari harapan terhadap kader yang selama ini digadang-gadang, tentu DPP Golkar akan mempertimbangkan lagi. Karena dalam dinamika politik kan harus memilih kandidat yang diterima warga masyarakat. Bukan sekadar memasang, mengusung kader, tapi hasil surveinya jauh dari harapan," ucap politikus asal Kabupaten Buleleng ini.
Oleh karena itu, kata Demer, semua kader bisa bersosialisasi ke masyarakat untuk menyatakan maju pada Pilkada Bali mendatang. Konspirasi politik sangat terbuka. Golkar pasti mencari kandidat calon gubernur yang mumpuni dan mampu merangkul masyarakat dalam kepemimpinnya mendatang.
"Siapa saja kader Golkar bisa melakukan sosialisasi mengenai kesiapannya maju pada Pilkada Bali. Dan itu sah-sah saja. Dengan sosialisasi mereka sama mensosialisasikan Partai Golkar kepada rakyat," katanya. (WDY)