Singaraja (Antara Bali) - Bupati Buleleng, Bali, Putu Agus Suradnyana, meminta Monumen Perang Jagaraga di wilayah Kecamatan Sawan lebih menonjolkan fungsi edukasi demi mendukung eksistensi Singaraja sebagai kota pendidikan.
"Monumen perang Jagaraga ini dibangun untuk mengingatkan kepada masyarakat Buleleng tentang nilai-nilai sejarah," katanya ketika meresmikan monumen tersebut di Desa Jagaraga, Senin.
Ia mengharapkan, monumen tersebut kedepan dapat menjadi barometer pusat pendidikan, terutama pendidikan sejarah mengenai para pejuang Buleleng dalam mempertahankan kemerdekaan.
"Saya akan minta kepada Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga untuk mengagendakan para siswa untuk melakukan kunjungan ke monumen itu pada hari Jumat atau Sabtu," pungkasnya.
Bupati Suradnyana berharap agar monumen yang merupakan kebanggaan warga Kabupaten Buleleng ini bisa dijaga dengan baik. "Saya berharap Masyarakat Buleleng, khususnya masyarakat Desa Jagaraga, bisa bersama-sama dengan pemerintah menjaga situs bersejarah ini dengan baik," harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Buleleng Drs. Gede Komang, M.Si mengatakan monumen ini merupakan impian yang dinanti oleh masyarakat Buleleng, khususnya masyarakat desa Jagaraga.
Gede Komang menjelaskan, dalam pembangunan monumen ini hampir tidak ada kendala dalam pelaksanaan pembangunannya.
"Hanya ada satu kendala yaitu menentukan wajah dari Jro Jempiring. Kita sudah berusaha mencari kemana-mana namun tidak ada gambaran untuk wajah Jro Jempiring. Kita menyiasati dengan mencari keturunan dari Jro Jempiring untuk kita gunakan sebagai contoh wajah Jro Jempiring," jelasnya.
Monumen Perang Jagaraga terdiri dari patung dua tokoh pejuang perang Jagaraga, yakni Gusti Ketut Djelantik dan Jro Jempiring. Kedua tokoh dari trah Semeton Arya Pangalasan ini memegang peran penting dalam Perang Puputan Jagaraga melawan Belanda pada tahun 1846 sampai 1849.
Di bawah patung tersebut terdapat museum yang terdapat relief yang menceritakan perang Jagaraga pada saat itu.
Peresmian monumen itu ditandai dengan pemotongan pita oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST. setelah pemotongan pita, Bupati Suradnyana melihat relief yang dipajang di dalam museum.
Dalam acara itu, pejabat juga disuguhi fragmentari Perang Jagaraga yang menggugurkan I Gusti Ketut Djelantik dan Jro Jempiring yang ditampilkan warga desa Jagaraga. (WDY)