Singaraja (Antara Bali) - Jembatan darurat di Sungai Saba, Desa Ringdikit, Kabupaten Buleleng, Bali, tergerus air akibat curah hujan tinggi yang mengakibatkan debit air sungai tersebut meningkat drastis.
"Akibat jembatan sementara terbawa arus menyebabkan anak-anak tidak dapat menyeberang untuk bersekolah. Kami turunkan mobil untuk membawa mereka ke sekolah," kata Kepala Polsek Seririt, Kompol Anak Agung Wiranata Kusuma, Selasa.
Ia mengatakan, jembatan darurat dari gorong-gorong itu yang dipasang pihak Pemerintah Provinsi Bali memang tidak dengan pondasi yang kuat sehingga sangat riskan tergerus air.
Ia menambahkan, dari 26 gorong-gorong yang dipasang kini tinggal tersisa 19 dan tujuh hanyut tergerus air. "Hal tersebut sangat menyulitkan anak anak menyeberang," terangnya.
Dikatakan pula, untuk antispasi hal tersebut, pada Selasa (31/1) Polsek Seririt memberikan pelayanan kepada anak-anak Sekolah Dasar Negeri 5 Ringdikit yang sekolahnya berada di seberang sungai.
"Kami hanya ingin mereka (anak-anak) bisa berangkat dan pulang sekolah dengan aman dan nyaman pasca jembatan darurat yg dibangun Pemerintah Provinsi Bali hanyut dibawa arus Sungai atau Tukad Saba yang cukup besar," kata dia.
Polsek Seririt dengan menggunakan Kendaraan Dinas Patroli Polsek Seririt mengangkut anak anak sekolah berangkat dan begitu juga menjemput saat pulang sekolah.
Hal tersebut dilakukan agar pendidikan anak-anak tidak terganggu dan pihak orang tua siswa juga agar tidak merasa was- was dgn keselamatan anak anaknya ke sekolah.
Pihaknya pun terus mendesak agar semua pihak terutama Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng agar bisa memperhatikan kondisi tersebut dan segera mencarikan solusi yang cepat untuk kelangsungan pendidikan anak-anak yang bersekolah di SDN 5 Ringdikit. "Kami harap pula segera ada solusi dari Pemkab Buleleng," demikian katanya. (WDY)