Jakarta (Antara Bali) - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan
pencopotan Komandan Distrik Militer (Dandim) 0603 Lebak, Letkol Czi
Ubaidillah dari jabatannya karena memberi pelatihan Bela Negara yang
melibatkan petinggi Front Pembela Islam (FPI) di kawasan Lebak tanpa
prosedur yang ditetapkan.
"Pencopotan Dandim Lebak murni karena kesalahan prosedur, yakni,
Dandim harus melaporkan kepada pimpinan," kata Panglima TNI, di Mabes
TNI Cilangkap, Jakart Timur, Rabu.
Prosedur yang harus dilakukan adalah dari Koramil ijin kepada
atasannya Dandim, kemudian ke Danrem. Namun, hal itu tidak dilakukannya.
Ia menyebutkan, pelatihan Bela Negara adalah hak semua warga
negara. Menurut Gatot, tidak ada yang salah dengan keterlibatan
ormas-ormas tertentu dalam pelatihan yang dicanangkan oleh Kementerian
Pertahanan tersebut.
"Memang bela negara hak semua warga negara, tapi prosedur harus
benar. Tidak nanti Koramil ajukan sendiri tanpa laporan. Karena ada
kurikulumnya dan apa saja yang harus dicapai. Tidak sembarangan seperti
itu," ucap Gatot.
Sebelumnya, latihan bela negara di bawah pimpinan Ubaidillah
diikuti para santri yang berasal dari daerah Lebak. Salah satu pemimpin
pondok pesantren yang mengikuti latihan itu adalah imam besar FPI di
wilayah Lebak, termasuk beberapa orang anggota organisasi tersebut.
Kabar mengenai latihan militer yang dilakukan TNI bersama FPI juga ramai diperbincangkan di media sosial.
Kepala Dinas Penerangan Kodam III Siliwangi Kolonel ARH M Desi
Ariyanto mengatakan, latihan bela negara bukan baru kali ini dilakukan.
Sebelumnya, pihaknya juga menggelar latihan tersebut, namun dilakukan
sesuai prosedur dengan diketahui para pimpinan.
"Latihan bela negara macam-macam bentuknya, yang kemarin
memberikan ceramah tentang hukum, wawasan kebangsaan, diselingi outbond,
bukan latihan ala militer," kata Desi. (WDY)
Panglima TNI Tegaskan Dandim Lebak Dicopot Karena Menyalahi Prosedur
Rabu, 11 Januari 2017 15:58 WIB