Kuta (Antara Bali) - Puluhan personel dari Polsek Kuta dibantu Kepolisian Resor Kota Denpasar mengawal demonstrasi yang dilakukan gabungan asosiasi transportasi lokal di Bali menuntut pemblokiran aplikasi angkutan dalam jaringan di Pulau Dewata karena dituding telah mengurangi pendapatan mereka.
"Kami mohon agar (demonstrasi) dilakukan dengan tertib dan kami akan kawal ini," kata Wakil Kepala Polsek Kuta, Ajun Komisaris Polisi I Gusti Nyoman Wintara di Kuta, Kabupaten Badung, Selasa.
Tidak hanya dari petugas kepolisian, pengamanan juga dibantu aparat lain di antaranya Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Badung, Linmas, Camat Kuta dan Babinsa.
Ratusan pelaku transportasi dan sopir yang di antaranya terdiri sopir taksi dan jasa angkutan pariwisata itu berkumpul di sekitar "underpass" Simpang Dewa Ruci, Kuta, Kabupaten Badung.
Puluhan anggota kepolisian kemudian mengamankan arus lalu lintas di jalur pariwisata itu mengingat arus kendaraan dari Seminyak menuju kawasan Bandara Ngurah Rai, Kuta, Nusa Dua, Sanur dan Denpasar menjadi padat tersendat karena banyaknya sopir transportasi lokal yang berkumpul di area itu.
Koordinator aksi, Ketut Witra mengatakan bahwa aksi damai tersebut dilakukan untuk menuntut agar transportasi dalam jaringan tersebut diblokir di Bali.
"Kami fokusnya supaya transportasi `online` atau aplikasi grab dan uber itu diblokir di Bali. Kami tidak bisa cari nafkah karena sudah diambil grab dan uber semua," katanya sembari menabahkan aksi akan terus dilakukan jika instansi terkait tidak menyelesaikan permintaan mereka.
Petugas Polsek Kuta kemudian mengawal mereka yang berkonvoi menggunakan sepeda motor dan kendaraan roda empat dari kawasan Simpang Dewa Ruci Kuta menuju pusat Pemerintahan Provinsi Bali dengan menyasar Kantor Gubernur Bali di kawasan Renon Denpasar, arah timur sekitar 50 menit perjalanan untuk melakukan orasi damai. (WDY)