New Delhi (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) perusahaan terkemuka di India dalam rangkaian kunjungan kenegaraannya di India.
Memasuki hari kedua kunjungan kerja ke New Delhi, India, Presiden Jokowi pada Selasa, dijadwalkan akan memulai kegiatannya dengan melaksanakan "collective call" bersama 20 CEO India dan lima CEO Indonesia di Ballroom The Leela Palace Hotel.
Rencananya lima pengusaha Indonesia akan turut serta dalam acara itu yakni Rosan P Roeslani yang juga Ketua Kadin Indonesia, Shinta W Kamdani yang juga Wakil Ketua Kadin Indonesia, Sudhamek AW Soenjoto dari Garuda Food, Erwin Aksa (Bosowa Group) dan Fuganto Widjaja (Sinar Mas Group).
Sementara dari India adalah CEO dan pendiri perusahaan berikut Nephrocare Health Services Pvt Ltd, Teva API, Concept Pharmaceutical, V-Worldwide, Aditya Birla Group, GRASIM, GVK Group, GVK Power & Infrastructure Ltd., GMR Energy, Ambuja Neotia Group, Cadila Healthcare ltd., Hinduja Group, Tata Motors, SREI Infrastructure Finance Ltd., Sun Pharmaceuticals, Forbes Marshall Pvt. Ltd., NassCom, InfoSys Ltd., Wockhardt Ltd., dan Alembic Ltd.
Selanjutnya Presiden Jokowi beserta Ibu Negara Iriana Joko Widodo akan menuju KBRI New Delhi guna melakukan ramah tamah sekaligus santap siang bersama masyarakat Indonesia yang bermukim di India.
Usai ramah tamah, Presiden Jokowi beserta rombongan diagendakan menuju Pangkalan Udara Palam, New Delhi, India, untuk lepas landas menuju Teheran, Iran, dengan menggunakan Pesawat Kepresiden Indonesia-1 pada Selasa sore waktu setempat (waktu New Delhi lebih lambat sekitar 1,5-2 jam dari Jakarta).
Di Teheran, Iran, Presiden Joko Widodo akan memulai kegiatannya esok hari.
Turut mendampingi Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana dalam kunjungan kerja di India sejumlah Menteri Kabinet Kerja, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM) Thomas Trikasih Lembong. (WDY)