Denpasar (Antara Bali) - Yayasan Bali Hijau Lestari (YBHL) dan Asian Green Forest Network Japan (AGFN) menyelenggarakan "Bali Reforestation Festival 2016" dengan kegiatan penanaman pohon di kawasan Batur, Kintamani, Bali.
Dirjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ida Bagus Putera Parthama kepada Antara, Senin mengapreasi kegiatan yang dilakukan YBHL melakukan kegiatan penanaman pohon tersebut.
"Saya sangat bangga melihat anak muda menyelamatkan Bali dan lingkungan hidup. Saya kira ini luar biasa. Inisiatif ini perlu ditularkan terus. Pemerintah sangat konsen hal tersebut. Tapi jika pemerintah saja yang melakukan penanaman rasanya sulit, karena lahan restorasi yang sangat luas. Oleh sebab itu dukungan komunitas, swasta dan masyarakat sangat diperlukan," katanya.
Kegiatan yang telah memasuki kedelapan ini dilakukan Minggu (11/12) turut didukung berbagai elemen masyarakat, baik perorangan, organisasi, sekolah, perusahaan swasta maupun pemerintah, salah satunya Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas.
Untuk tahun ini APP ikut menanam 300 pohon Ampupu sebagai kontribusi dari total 4000 pohon yang ditanam oleh seluruh peserta.
Bali Reforestation Festival yang pertama diselenggarakan tahun 2008 ini telah menanam lebih dari 53 ribu pohon di atas lahan lebih dari 85 hektare.
Penanaman pohon kali ini bertempat di Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Batur, Bukit Payang Penelokan, Kabupaten Bangli. Bibit Ampupu yang di tanam merupakan hasil donasi dari berbagai kalangan masyarakat Bali dan Jepang yang dikoordinir YBHL dan AGFN.
Sementara itu, Chairman AFGN, Miyazaki mengatakan alasan kegiatan reforestasi di Bali, karena berkat rekomendasi rekannya bahwa hutan di Pulau Bali hanya tinggal 22 persen.
"Kami memilih Bali karena rekomendasi sahabat saya, karena hutan di Bali hanya tinggal 22 persen. Sejak tahun 2006 kami memetakan daerah mana di Pulau Dewata yang cocok untuk ditanami. Kami mulai menanam pada tahun 2007 dan hingga saat ini hampir 100.000 pohon telah ditanam," ucapnya.
Ketua YBHL I Nyoman Gde Bayu Wiratama mengatakan acara tersebut sangat penting bagi warga masyarakat.
"Pohon diperlukan untuk menyokong cadangan oksigen, ini artinya kegiatan tersebut menjadi aksi untuk mengurangi pemanasan global. Kami telah diberikan izin dari Gubernur Bali untuk melakukan penghijauan di lahan-lahan kritis. Kami juga aktif mengajak masyarakat dan komunitas serta pihak swasta dengan harapan mereka juga bersedia untuk menjaga pohon yang mereka tanam," ujarnya.
Direktur APP Sinar Mas Suhendra Wiriadinata mengatakan kegiatan ini sejalan dengan program pemerintah, yakni melindungi hutan dan alam. Pihaknya menyatakan komitmen untuk melindungi dan merestorasi hutan di Sumatra dan Kalimantan, dimana yang menjadi salah satu fokus komitmen tersebut adalah lanskap Giam Siak Kecil (GSK) di Provinsi Riau.
Tahun ini APP telah memulai program restorasi dan perlindungan hutan di lahan tergradasi di Cagar Biosfer GSK dengan pemberdayaan masyarakat, berkolaborasi dengan KPHP Minas Tahura di area seluas 6172 hektare.
"Dukungan terhadap kegiatan ini merupakan wujud komitmen kami melindungi dan merestorasi hutan di Indonesia. Kami berharap dengan semakin banyak pemangku kepentingan yang ikut serta dalam restorasi dan perlindungan hutan, industri-industri lain akan ikut tergerak untuk menanam pohon," kata Suhendra. (WDY)