Denpasar (Antara Bali) - Sebuah produk layanan perbankan berbasis telepon seluler yang dikenal dengan "branchless banking" mulai dikenalkan di Bali guna menjangkau para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang tinggal di pelosok desa.
"Tahun ini kami akan meluncurkan layanan perbankan 'brancless banking' untuk mempermudah akses masyarakat terhadap layanan keuangan," kata Direktur Utama PT Bank Sinar Harapan Bali Ida Bagus Kade Perdana di Denpasar, Jumat.
Pada kegiatan "workshop" itu ia mengemukakan bahwa Bank Sinar Harapan Bali yang lebih memfokuskan pada pengambangan UMKM di Pulau Dewata dengan berupaya menyediakan layanan baru tersebut sehingga pelayanan lebih cepat, murah, aman dan mudah.
Dengan kemudahana layanan itu, maka pihaknya akan fokus untuk menjaring masyarakat yang bukan merupakan nasabah bank agar dapat mengakses secara mudah layanan perbankan.
Peluang produk layanan tersebut cukup potensial dan memiliki prospek untuk menjangkau lebih banyak masyarakat khususnya di pedesaan yang selama ini tidak tersentuh atau sulit mengakses layanan bank.
Hanya saja, meski dari segi konsep dan dukungan perangkat untuk produk terbaru tersebut relatif sudah siap, namun saat ini belum bisa dioperasionalkan karena masih harus menunggu izin dari Bank Indonesia menyangkut keamanan dan kenyamanan bertransaksi.
Produk tersebut merupakan solusi tepat yang diberikan kepada nasabah di tingkat bawah dimana sampai saat ini jumlahnya mencapai 121.000 orang tersebar di sembilan kabupaten/kota di Bali.
Disebutkan, sebagai solusi pengembangan teknologi terkini, Bank Sinar Harapan Bali sejak 26 April 2010 telah meluncurkan layanan SIRAT (Transaksi Sarat Teknologi), yakni "mobile EDC" (Electronic Data Capture).
Dengan teknologi ini, katanya, memungkinkan masyarakat tidak perlu repot datang ke bank untuk bertransaksi namun cukup dilayanni para teler bank yang akan membawa EDC yang "portabel".
Dalam mewujudkan layanan tersebut, kata Perdana, pihaknya menggandeng Axis sebagai operator seluler yang telah memiliki layanan hingga 70 persen dari populasi penduduk yang akan terus memperluas jangkauan pelayanannya di Pulau Dewata.
Selain itu, bank yang didirikan pada 23 Februari 1970 itu, dalam mendukung program "branchless banking" juga bekerja sama dengan "International Finance Corporation" yang merupakan anggota kelompok Bank Dunia.
Disinggung apakah dengan aplikasi teknologi itu nantinya akan mengurangi peran para petugas kolektor, Perdana menegaskan, tidak akan mengubah strategi dan sistem yang ada. Petugas kolektor tetap akan dimanfaatkan untuk turun ke agen-agen melaksanakan fungsi dan tugasnya.
Pada acara program edukasi nasabah "branchless banking" itu tampak hadir perwakilan dari Axis, yakni Rachmawati sebagai "Manager Corporate Communication" Axis dan "Manager Acces to Finance Inernasional Corporation" (IFJ) Roger Thomas Moyes.(*)