Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan suku bunga perbankan tetap terjaga, dipengaruhi oleh likuiditas perbankan yang memadai.
Hal itu sejalan dengan bauran kebijakan Bank Indonesia serta dampak kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) yang membuat efisiensi suku bunga perbankan terjaga.
"Transmisi kebijakan moneter berjalan dengan baik. Suku bunga pasar uang (IndONIA) tetap bergerak dalam kisaran BI-Rate, yaitu 6,09 persen pada 19 Juni 2024," kata Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Juni 2024 di Jakarta, Kamis.
Ia menuturkan likuiditas perbankan yang tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat tinggi sebesar 25,78 persen.
Suku bunga deposito 1 bulan dan suku bunga kredit pada Mei 2024 tercatat masing-masing sebesar 4,61 persen dan 9,26 persen, relatif stabil dibandingkan dengan perkembangan bulan sebelumnya.
Sementara itu, imbal hasil surat berharga negara (SBN) tenor 2 dan 10 tahun per 19 Juni 2024 tercatat sebesar 6,70 persen dan 7,13 persen relatif meningkat, khususnya pada tenor 10 tahun, sebesar 22 basis poin (bps) dibandingkan dengan akhir Mei 2024 sejalan yield US Treasury dan premi risiko pasar keuangan global yang masih tinggi.
Selanjutnya, suku bunga Sekuritas Rupiah BI (SRBI) untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan pada tanggal 14 Juni 2024 tercatat menarik masing-masing pada level 7,16 persen, 7,28 persen, dan 7,35 persen, sehingga mendukung efektivitas SRBI sebagai instrumen pro-market dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.
Baca juga: Bank Indonesia catat cadangan devisa Mei 2024 meningkat