Yogyakarta (Antara Bali) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X secara resmi membuka Kongres Bahasa Jawa VI, Selasa malam, yang akan berlangsung 8-12 November di Yogyakarta.
Hadir dalam pembukaan itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, serta perwakilan dari Jawa Tengah, Jawa Timur, serta DIY.
"Kami berharap Kongres Bahasa Jawa VI ini bisa menjadi sarana meneguhkan niat dan tekad untuk melestarikan kebudayaan Jawa sebagai salah satu budaya nasional," kata Sultan dalam sambutannya menggunakan Bahasa Jawa.
Menurut Sultan, Bahasa dan Sastra Jawa menyimpan pengetahuan yang luhur. Untuk melestarikan budaya, aksara, dan bahasa Jawa secara optimal, menurut dia, diperlukan keseriusan yang diimplementasikan ke dalam perilaku mulai dari olah cipta, olah rasa, dan karya.
"Kongres ini menjadi bukti bahwa aksara, bahasa, dan budaya Jawa masih mendapatkan perhatian yang besar dari berbagai pihak," kata dia yang juga Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan upaya pelestarian bahasa dan budaya Jawa telah dimasukkan dalam program Pembangunan Seni dan Budaya yang tertera dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jawa Timur 2012-2019.
"Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan perhatian khusus untuk pelestarian bahasa dan budaya Jawa sebagai identitas lokal Jawa Timur," kata dia.
Menurut Karwo, keseriusan Pemprov Jawa Timur dalam pelestarian bahasa Jawa antara lain dibuktikan dengan memasukkannya ke dalam materi muatan lokal wajib mulai dari SD hingga SMA.
"Muatan lokal itu mampu menjadi sarana pembentukan karakter dan spiritual siswa SD atau Madrasah Ibtidaiyah hingga SMA dan Madrasah Aliyah di Jawa Timur," kata dia.
Kongres Bahasa Jawa adalah kegiatan rutin lima tahunan yang membahas mengenai Bahasa dan Budaya Jawa yang diselenggarakan oleh pemerintah tiga provinsi di Pulau Jawa secara bergantian yakni Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Acara yang juga akan dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi itu diikuti sekitar 500 peserta yang terdiri atas praktisi budaya Jawa, Birokrat, Akademisi dan masyarakat pencinta Budaya Jawa serta undangan khusus baik dari dalam maupun luar negeri. (WDY)