Denpasar (Antara Bali) - Subsektor perikanan di Bali dalam membentuk nilai tukar petani (NTP) perannya sebesar 102,56 persen pada bulan September 2016, naik 0,33 persen dibanding bulan sebelumnya (Agustus 2016) yang tercatat 102,22 persen.
"Kenaikan tersebut berkat indeks harga yang diterima petani (lt) mengalami peningkatan sebesar 0,69 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, sedangkan indeks harga yang dibayar petani (lb) naik sebesar 0,36 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani dipicu oleh naiknya harga-harga pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,80 persen.
Sedangkan kelompok budidaya perikanan tercatat naik sebesar 0,49 persen. Secara umum beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain rumput laut, cumi-cumi tongkol, lemuru, kerapu, cakalang dan tuna.
Adi Nugroho menambahkan, kenaikan indeks harga yang dibayar petani didorong oleh meningkatnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,51 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,02 persen.
Bali mengekspor ikan dan udang sebesar 10,025 juta dolar AS selama bulan Agustus 2016, meningkat 25,08 persen dibanding bulan sebelumnya (Juli 2016) yang tercatat 8,014 juta dolar AS.
Perolehan itu dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya juga melonjak 50,84 persen, karena pada bulan Agustus 2015 pengapalan ikan dan udang itu hanya menghasilkan 6,46 juta dolar AS.
Ekspor ikan dan udang tersebut mampu memberikan kontribusi sebesar 24,65 persen dari total nilai ekspor Bali yang mencapai 40,66 juta dolar AS selama bulan Agustus 2016, meningkat 44,41 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 28,15 juta dolar AS.
Ikan dalam bentuk segar dan beku itu hasil tangkapan nelayan maupun kapal-kapal besar milik perusahaan penangkapan ikan yang mangkal di Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar.
Adi Nugroho menambahkan, subsektor perikanan merupakan salah satu dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali yang terdiri atas empat subsektor mengalami kenaikan dan satu subsektor menurun yakni tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,08 persen.
Keempat subsektor mengalami kenaikan selain subsektor perikanan juga peternakan 1,51 persen, tanaman pangan sebesar 0,21 persen dan subsektor hortikultura 0,89 persen.
NTP diperoleh dari perbandingan indeks yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, semakin tinggi NTP dan semakin kuat pula tingkat kemampuan daya beli petani, khususnya di daerah pedesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang diperlukan petani untuk konsumsi rumah tangga, ujar Adi Nugroho. (WDY)
Perikanan Bali Bentuk NTP Naik 0,33 Persen
Minggu, 16 Oktober 2016 15:04 WIB