Denpasar (Antara Bali) - Subsektor perikanan menurunkan nilai tukar petani (NTP) di Bali hingga 0,02 persen, karena NTP pada bulan Januari 2017 mencapai 104,32 persen, sedangkan bulan Desember 2016 tercatat 104,34 persen.
"Penurunan itu terjadi karena indeks harga yang diterima petani (lt) mengalami kenaikan sebesar 0,88 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho, di Denpasar, Rabu.
Sementara itu, indeks harga yang dibayar petani (lb) mengalami kenaikan sebesar 0,91 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani dipacu oleh meningkatnya harga-harga pada kelompok perikanan tangkap sebesar 1,46 persen.
Lain halnya dengan kelompok perikanan budidaya yang justru mengalami penurunan sebesar 0,24 persen. Secara umum, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, antara lain cumi-cumi, tongkol dan tenggiri.
Adi Nugroho menambahkan, kenaikan indeks harga yang dibayar petani didorong oleh bertambahnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 1,17 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,28 persen.
Bali selama bulan Desember 2016 mengekspor ikan dan udang senilai 11,89 juta dolar AS, meningkat 14,29 persen dibandingkan dengan bulan yang sama dari tahun sebelumnya yang tercatat 10,41 juta dolar AS.
Perolehan itu jika dibadingkan dengan bulan sebelumnya meningkat tipis hanya 0,72 persen, karena pada bulan November 2016 mengantongi sebesar 11,81 juta dolar AS.
Ekspor ikan dan udang itu mampu memberikan kontribusi sebesar 28,69 persen dari total ekpor daerah Bali yang mencapai 41,46 juta dolar AS selama bulan Desember 2016, menurun 6,20 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya tercatat 42,16 juta dolar AS.
Adi Nugroho menambahkan, dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali dalam bulan Januari ini terlihat seluruhnya mengalami penurunan.
Selain subsektor perikanan juga subsektor tanaman pangan 0,05 persen, hortikultura 0,75 persen, tanaman perkebunan rakyat 0,36 persen dan peternakan 0,57 persen, ujar Adi Nugroho. (WDY)
Perikanan Turunkan NTP Bali 0,02 Persen
Rabu, 15 Februari 2017 11:41 WIB