Jakarta (Antara Bali) - Wakil presiden ke-11 RI Boediono menerbitkan
buku "Ekonomi Indonesia dalam Lintasan Sejarah" yang menyajikan
perjalanan sejarah ekonomi sebagai ilmu terapan dalam masa sebelum dan
sesudah kemerdekaan Indonesia.
Dalam acara diskusi dan peluncuran buku terbarunya di
Goethe-Institut, Jakarta, Kamis, Boediono menyinggung bahwa tidak ada
jalan pintas dalam ekonomi serta banyak kendala dalam penerapannya untuk
memecahkan masalah.
Buku tersebut juga menyajikan situasi ekonomi politik yang dihadapi
dalam suatu masa serta opsi apa yang terbuka untuk mengatasinya dilihat
dari sudut pandang pengambil keputusan.
"Untuk mengetahui bahwa tidak semudah itu, banyak kendala dalam
praktik menerapkan ilmu ekonomi untuk memecahkan masalah," kata
Boediono.
Buku tersebut juga menyimpulkan bahwa hakikat
pembangunan adalah hasil interaksi proses ekonomi dan politik yang
saling memengaruhi secara timbal balik.
Secara umum, sasaran
ekonomi tunduk pada sasaran politik. Akan tetapi, pada masa tertentu,
misalnya krisis, sasaran ekonomi menempati urgensi tinggi dan
menyubordinasi sasaran politik.
"Gap antara politik dan ekonomi akan selalu ada, pemangku
kepentingan harus bisa mengelola jarak tersebut karena kalau terlalu
lebar akan ada penyesuaian yang tidak menyenangkan," kata Boediono.
Buku
"Ekonomi Indonesia dalam Lintasan Sejarah" terbagi dalam dua bagian dan
11 bab, memaparkan perjalanan Indonesia dari masa sebelum kemerdekaan
hingga masa kemerdekaan, termasuk gejolak perekonomian dunia yang
memengaruhi kekuatan ekonomi.
Salah satu bahasan menarik dalam bagian bahasan sebelum kemerdekaan
adalah bagaimana sistem ekstraktif yang diterapkan oleh Kongsi Dagang
Hindia Timur Belanda (VOC) mewariskan perilaku sistem ekonomi yang
ekstraktif pula setelah kemerdekaan.
"VOC menerapkan sistem ekstraktif yang sempurna untuk
sepenuh-penuhnya keuntungan dan (sumber daya alam) yang ditinggalkan di
Indonesia sangat sedikit sekali," ucap Boediono.
Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada A.
Tony Prasetiantono berpendapat bahwa karya terbaru Boediono tersebut
penting karena mengisi kekurangan buku ajar mengenai ekonomi Indonesia.
Saat mengajar di UGM, Tony mengaku masih memakai buku "The
Indonesian Economy" karya Hal Hill yang terbit perdana 1996 sehingga
kurang mampu mewakili kondisi terkini.
"Kesulitan penulis ekonomi Indonesia adalah bias interest pada
minatnya masing-masing. Kelemahan Hal Hill, bukunya tidak pernah
menyinggung utang luar negeri Indonesia. Dia tidak ada minat maka tidak
ada. Akan tetapi, kalau industri sangat bagus, beliau memang minatnya di
situ," katanya. (WDY)
Boediono Terbitkan Buku Sejarah Ekonomi Indonesia
Jumat, 16 September 2016 7:41 WIB